Puisi Cinta Terbaikku: Sesal Yang Terakhir

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

10 Kata Mutiara Inspirasi Motivasi Terbaik

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Cerpen Kisah Sedih dan Inspiratif: MAWAR UNTUK IBU

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Puisi Romantis Karya anak SD Kelas VI: Andai Janji Tak Pernah Dusta

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kisah Inspiratif dari Filipina: Kisah Seorang Anak di Hari NATAL

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Saturday, May 11, 2013

BAHAN REFLEKSI: JIKA SEORANG ANAK HIDUP DENGAN

JIKA SEORANG ANAK HIDUP DENGAN
NN

Jika seorang anak hidup dengan kritik,
ia belajar mempersalahkan.

Jika seorang anak hidup dengan permusuhan,
ia belajar berkelahi.

Jika seorang anak hidup dengan ketakutan,
ia belajar menjadi gelisah.

Jika seorang anak hidup dengan belaskasihan,
ia belajar untuk merasakan kasihan pada dirinya sendiri.

Jika seorang anak hidup dengan kecumburuan,
ia belajar merasa bersalah.

Jika seorang anak hidup dengan keberanian,
ia belajar percaya diri.

Jika seorang anak hidup dengan toleransi,
ia belajar bersabar.

Jika seorang anak hidup dengan pujian,
ia belajar menghargai.

Jika seorang anak hidup dengan penerimaan,
ia belajar mencinta.

Jika seorang anak hidup dengan peneguhan,
ia belajar menyukai dirinya sendiri.

Jika seorang anak hidup dengan pengakuan,
ia belajar memiliki tujuan.

Jika seorang anak hidup dengan kewajaran,
ia mengerti apa itu keadilan.

Jika seorang anak hidup dengan kejujuran,
ia mengerti apa itu kebenaran.

Jika seorang anak hidup dengan aman,
ia belajar mempercayai dirinya dan orang-orang di sekitarnya.

Jika seorang anak hidup dengan persahabatan,
ia belajar bahwa dunia adalah suatu tempat yang baik untuk hidup.

 Maka, mulailah dari sekarang
untuk mendidik anak kita
menjadi lebih baik lagi

Saturday, May 4, 2013

Bahan Renungan dan Refleksi: Garam dan Telaga

Bahan Renungan dan Refleksi: Garam dan Telaga >>> Kisah yang akan dipaparkan berikut ini dapat kita kategorikan sebagai bahan renungan dan bahan untuk merefleksikan diri. Dengan memahami renungan sederhana ini, kita bisa belajar tentang bagaimana kita menghadapi suatu permasalahan dalam hidup, karna namanya manusia biasa, sudah wajar jika hidup itu naik dan turun, ada suka dan duka, ada tawa dan tangisan, dan ada penyesalan serta kebahagiaan. 

Kisah berikut ini juga bukanlah kisah baru, hanya saja saya tertarik untuk membaginya kepada saudara sekalian, karena saya pernah membawa renungan ini menjadi bahan refleksi pada sebuah diskusi doa dalam basis saya. Mari kita simak saja ceritanya ...


Bahan Renungan dan Refleksi: Garam dan Telaga

Once upon a time, Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air mukanya menampakkan kekosongan dan keruwetan hidup yang ia alami. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.

Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan.

"Coba. minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu.

"Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu. sambil meludah kesamping.

Pak Tua itu sedikit tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

Pak Tua itu kembali menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang dengan cara mengaduk- aduk dan terciptalah riak-riak air yang mengusik ketenangan telaga itu.

"Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah.Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi. "Bagaimana rasanya?".

"Segar", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi. "Tidak", jawab si anak muda.

Dengan bijak. Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu.

"Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Akan tetapi, kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."

Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat.

"Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."


Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

Sekian.

Yeah, terkadang kita selalu memandang sempit akan sebuah masalah atau perkara. KEtika kita menghadapi suatu masalah, kita mengkerdilkan sendiri diri kita dengan berfikir bahwa hanya inilah yang dapat saya lakukan, aku pasrah saja. Namun bukan itu yang kita mau, hati kita berkata lain. Maka lapangkanlah hati, buka hari selebar-lebarnya, sehingga masalah itu tampak lebih kecil dari pada semangat dan harapan dalam hati kita yang menggebu-gebu.

Cerpen Kisah Sedih Inspirasi: Mawar Untuk Ibu

Cerpen Kisah Sedih Inspirasi: Mawar Untuk Ibu >>> Kisah yang akan dipaparkan berikut ini bukanlah sebuah cerita baru, hanya sekedar ingin berbagi kepada saudara semua yang merasakan atau yang masih belum merasakan betapa berharganya ibu bagi kita. Kisah ini adalah kisah yang sangat menyentuh dan bisa menjadi bahan refleksi bagi kita sejauh mana kita sudah mencintai ibu kita.



Baiklah, kita mulai saja. Kisah ini dimulai oleh hadirnya Seorang pria yang berhenti di sebuah toko bunga. Ia rupanya ingin memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang ibu yang tinggal sejauh 250 km darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu menanyainya kenapa dan dijawab oleh gadis kecil,

"Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya cuma punya uang 50 sen Euro saja, sedangkan harga mawar itu 3 Euro."


Pria itu tersenyum dan berkata.

 "Ayo ikut. aku akan membelikanmu bunga yang kau mau."

Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirimkan ke ibunya.

Ketika selesai dengan semua transaksi dan hendak pulang ke rumah, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya,

"Ya tentu saja. Maukah anda mengantarkan ke tempat ibu saya?"

Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum. dimana lalu gadis kecil itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.



Melihat hal ini, hati pria itu menjadi trenyuh dan teringat sesuatu. Bergegas, ia kembali menuju ke toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya, la mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibunya.

(diadaptasi dari: Rose for Mama - C.W. McCall)

Lihat, sederhana namun sangat menyentuh hati. Sudah sering kita mendengar ungkapan, Penyesalan selalu di belakang. Yeah, memang benar. Terkadang, kita baru menyadari arti dari orang-orang disekitar kita ketika kita sudah kehilangan. Kita menajdi menyesal dan marah pada diri sendiri karena tidak mampu untuk membahagiakan mereka yang sudah meninggal.

Untuk itu, selagi masih ada waktu, gunakanlah waktu sebaik-baiknya untuk menunjukkan kasih dan sayang kepada Ibu kita, Ayah kita, saudara kita, kakek nenek kita, pacar kita, suami kita, istri kita maupun anak-anak serta sahabat-sahabat kita. Lakukanlah sekarang sebelum kata terlambat terucap di bibir kita.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...