Saturday, April 27, 2013

Puisi Sedih: Kasih, Maukah engkau kembali padaku?

Mentari pagi seakan enggan menyembul di bukit sana
Dengan malu-malu ia menampakkan  wajah simpatinya padaku
Perlahan sinarnya menerobos di sela-sela pohon
Membawa kehangatan sebagai pelipur lara yang sedih
Kok ia seperti tau bagaimana perasaanku

Sejenak kubiarkan sinarnya menyapu wajahku
Hingga beberapa saat kemudian kurasakan kulitku mulai hangat
Kupindahkan posisi dudukku
Dan kuarahkan pandanganku pada secarik kertas di tanganku

Di sana,
Di dalam surat itu terdapat kata-kata yang dalam
Surat yang pernah ditujukan padaku oleh seseorang yang mencintaiku
Kurapatkan dan kuteguhkan hatiku
Dan perlahan mulai kubaca kembali




Sejenak kenangan lama kembali menyeruak
Semakin dalam membawa aku dalam lamunan dan kenangan
Kenangan akan aku dan dia
Kenangan yang telah aku sia-siakan

Hari demi hari
Tahun demi tahun
Penantiannya tak jua sirna
Hingga waktu pun merenggut itu darinya

Kini kusadari,
Memang aku yang salah
Karna keegoisan hati yang menabuh kesenangan hidup sesaat
Kembali kurasakan lambaian tangannya yang dulu meminta digenggam
Namun sarat akan kepedihan hati yang tercabik
Karna tak jua kugapai genggaman itu

Lalu aku tersadar,
Memang semua itu salahku.

Kini dia ingin bersama yang lain
Karena lelah menunggu balasan cintaku yang masih kekanakan
Haruskah aku memperjuangkannya kembali?
Haruskah aku merangkulnya kembali?

Aku tak tau lagi harus berbuat apa
Serasa duniaku gelap tanpa dia
Sepertu tanah gersang tak bertuan
Menunggu hari terakhir siraman air hujan
Yang tak terasa mengalir di pelupuk mataku

Kasih,
Maukah engkau kembali padaku?


Di Pembaringan Sepi
Andrew Geoffrey Malino
Minggu, 28 April 2013

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...