Puisi Cinta Terbaikku: Sesal Yang Terakhir

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

10 Kata Mutiara Inspirasi Motivasi Terbaik

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Cerpen Kisah Sedih dan Inspiratif: MAWAR UNTUK IBU

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Puisi Romantis Karya anak SD Kelas VI: Andai Janji Tak Pernah Dusta

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kisah Inspiratif dari Filipina: Kisah Seorang Anak di Hari NATAL

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Showing posts with label INSPIRASI DAN REFLEKSI. Show all posts
Showing posts with label INSPIRASI DAN REFLEKSI. Show all posts

Sunday, November 10, 2013

Inspirasi Renungan: Andalkanlah Tuhan Dalam Segala Perbuatanmu

Inspirasi Renungan: Andalkanlah Tuhan Dalam Segala Perbuatanmu | Cerita ini pernah saya dengar dari seorang pastor yang dulu menjadi pastor paroki di tempat saya. Saya baru-baru ini teringat kembali dan ingin membaginya dengan anda semua. 

Ceritanya tentang seorang anak umur 12 tahun dan ayahnya. Anak ini sungguh perkasa, bisa dibilang seperti itu. Ia cukup baik melatih fisiknya dengan mengikuti berbagai kegiatan seperti bela diri dan olahraga. Ia bahkan cukup kuat untuk anak seusianya.

Nah, suatu ketika, di dalam rumahnya, ia sedang membersihkan rumah bersama dengan ayahnya. Ia kemudian mulai memindahkan barang-barang yang ringan seperti kipas angin, meja, kursi dan perabotan lainnya. Sembari mengangkat, ia selalu berkata, "lihat ayah, betapa kuatnya aku." katanya dengan bangga. Ayahnya pun mengangguk tanda setuju.

Akhirnya hampir semua barang sudah diangkut dan dibersihkan. Lalu, tibalah ia pada sebuah lemari yang terbuat dari pohon ek. Lemari itu tidak terlalu besar, bahkan bisa dibilang hanya seukuran meja belajar. Ia mencoba mengangkat lemari itu, namun tidak bergeming sama sekali. Lalu ia merubah posisi dan mencoba menggesernya, dan lagi-lagi tak bergerak sama sekali. Ayahnya melihatnya dengan serius dan terus menatapnya.

Anak itu terus mencoba dan mencoba, namun lagi-lagi tak bergeming sama sekali. Ia sudah mulai putus asa. Ia terus mencobanya hingga peluh memenuhi bajunya. Dan lagi-lagi, lemari itu tak bergeming sama sekali. Ia pun terduduk dan berkesah, mengapa ia tak mampu mengangkatnya. Padahal beberapa benda sebelumnya sangat mudah ia angkat.

Dengan pandangan iba, ayahnya pun mendatanginya dan berkata "nak, ada waktunya ketika kamu mampu melakukan segala sesuatunya sendiri dengan kemampuanmu sendiri. Namun, ada kalanya ketika kamu tidak sanggup untuk menghadapi sesuatu dan membutuhkan orang lain untuk membantumu. Sedari tadi ayah memperhatikanmu, dan tidak sekalipun engkau meminta ayah untuk membantumu. Padahal, tenaga ayah cukup mampu untuk mengangkat lemari itu sendiri, apalagi berdua denganmu." kata ayahnya sembari mengusap wajah anaknya yang mulai berkaca-kaca, sedih dan tampak keletihan. Anaknya pun akhirnya menyadari, bahwa selama ini, ia selalu mengandalkan dirinya sendiri dan tidak mengharapkan bantuan dari siapapun. 

Padahal, dalam dunia ini, kita sangat membutuhkan orang lain untuk membantu kita mengangkat lemari yang berat itu, beban yang berat itu. Namun kita terkadang justru cukup puas dengan kemampuan diri sendiri. Padahal, ada Bapa kita di Surga. Ia mau dan tentu saja mampu untuk mengulurkan tangan-Nya untuk membantu dan menolong kita dalam segala keterbatasan kita. 

Dan Tuhan itu datang bukan dalam bentuk malaikat atau orang yang jauh, tapi Ia datang dalam bentuk orang terdekat kita, orang yang ada di sekitar kita. 

Maka janganlah takut atau gelisah, ketika kita tak sanggup lagi memanggul beban kita, maka datanglah kepada Tuhan, Dialah yang mampu untuk menanggung dan membebaskan kita dari segala pergumulan hidup dan kesusahan kita. Tetaplah berpegang teguh, dan yakinlah, Tuhan akan senantiasa mengulurkan tanganNya yang Kudus kepada siapa saja yang berseru kepadaNya. (Jufry Malino)

Renungan - Lebih Baik Menghibur daripada Dihibur

Renungan - Lebih Baik Menghibur daripada Dihibur | Sobat yang terkasih di dalam Tuhan, mengawali renungan pada hari ini, mari kita mulai dengan sebuah kisah inspiratif sederhana tentang seorang ibu dan kesedihannya yang tiada tara.

Ada seorang ibu, sebut saja namanya adalah bu Ana. Hari-harinya dipenuhi dengan pelayanan dan derma kepada orang-orang yang membutuhkan. Ia berasal dari keluarga yang kaya, suami yang baik, dan anak-anak yang ceria dan pandai. Lebih daripada itu, mereka semua mencintai Tuhan dalam setiap perkara kehidupannya. 

Ibu Ana sangat rajin mengikuti ibadah-ibadah ataupun segala bentuk pekerjaan sosial. Hal itu terus ia lakukan, sampai suatu hari, sebuah peristiwa yang tak disangkanya menghampirinya. Dalam waktu yang bersamaan, suaminya dan anak-anaknya yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumah, mengalami kecelakaan. Mereka semua meninggal dalam kecelakaan tragis itu.

Dan kecelakaan itu pun mengubah bu Ana. Hari-harinya ia ratapi. Ia selalu dirundung kesedihan. Dunia bak direnggut seutuhnya darinya. Dalam doanya, ia meratap kepada Tuhan mengapa Tuhan tega membiarkan hal itu terjadi bagi pihaknya. Bahkan, dalam permenungannya, ia bertanya-tanya, apakah Tuhan itu ada. Kalau memang ada, mengapa ia yang membaktikan diri dan keluarganya malah harus merasakan musibah seperti ini. Ia selalu dilanda kesedihan, kesedihan yang berlarut-larut. Hingga berbulan-bulan.

credit to: katolisitas.org
Bahkan, ketika ia diajak oleh rekan-rekan sepelayanan untuk kembali melayani, ia berkata kepada mereka "Teganya kalian, tak tahukah kalian kalau aku masih dirundung kesedihan, hatiku masih berduka? Bagaimana aku mau menghibur, aku sendiri butuh hiburan" katanya ketika tetangganya mengajaknya untuk menghibur sebuah keluarga yang juga baru saja kehilangan anak sulungnya.  

Namun, sembari menguatkan hati, ia pun mencoba bangkit dari tempat duduknya dan mengikuti rekan sepelayanannya itu. 

Sesampai di tempat duka, suasana yang terjadi tak begitu berbeda saat seperti suasana yang dialami bu Ana paskah meninggalnya suami dan anak-anaknya tercinta. Lalu, ia melihat sang ibu dari anak yang meninggal, perasaannya kembali tergugah, merasakan kembali apa yang pernah ia alami. Lalu, ia menguatkan hati, ia menghampiri ibu itu, memeluknya, lalu ia menatapnya erat, mengannggukkan kepala, lalu iapun menangis bersama ibu tersebut.

Ibu Ana pun merasakan kepenuhan, kepenuhan dari kekosongan yang ia alami selama ini. Ia merasakan seperti Tuhan datang sendiri memeluknya dan berkata, "Mari kepadaKu, semua yang letih lesuh dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadaMu. Dan ingatlah kuk yang kupasang itu enak dan bebanku pun ringan".

Seketika itu juga, ibu Ana pun menyadari arti dari kehilangan. Ia menyadari bahwa memberi dari kekurangan seperti yang dilakukan si janda miskin memang lebih besar upahnya di Surga. Dan bahwa lebih baik untuk menghibur dari pada dihibur. Justru dalam kehilangannya dan kesedihannya dan kekurangannya, justru ibu Ana mampu memberikan yang terbaik lebih dari siapapun dan apapun di dunia ini. Dengan mengalami, ia mampu memberikan lebih dari yang dibutuhkan, bukan dari ukuran materi, tetapi dari ukuran kasih sayang yang Tuhan tunjukkan dalam kepenuhan iman, pengorbanan dan harapan.

 Nah, semoga apa yang dialami oleh bu Ana mampu membangkitkan semangat cinta kasih kita, dan untuk bangkit dari segala keterpurukan kehidupan dunia yang ingin menyesatkan kita. Mari, pandanglah dan datanglah kepada Tuhan, sebab kuk yang ia pasang di pundak kita rasanya enak dan bebannya pun ringan. (Jufry Malino)

Friday, June 28, 2013

10 Inspirasi dan Motivasi Hidup

1. Frederick Keonig

"Terkadang kita melupakan bahwa kebahagiaan bukanlah hasil dari mendapatkan sesuatu yang kita miliki,
tapi lebih pada menyadari dan menghargai apa yang kita miliki."

2. Unknown

"Bukan karena berbagai hal itu sulit hingga kita tidak berani,
melainkan karena kita tidak berani hingga berbagai hal menjadi sulit."

3. Georges Simenon-Pencipta Karakter Detektif Fiksi Inspektur Maigret

“Saya mencintai kehidupan, tetapi saya tidak takut akan kematian. Betapapun, sebisa mungkin saya lebih suka meninggal paling belakangan.”

4. Bunda Teresa Pelayan Kaum Miskin di Calcuta, India
Setiap kita tersenyum kepada seseorang, tindakan tersebut merupakan perwujudan dari kasih, anugerah bagi orang itu, dan sesuatu yang sangat indah.”

5. Henry Wadsworth Longfellow, Pujangga AS (1807-1882)

“Di tiap jengkal kehidupan, sang hujan memang harus tercurahkan.
Kadang hari-hari memang harus dilalui dalam selingkup awan kelabu dan kedukaan.”

6. Lawrence G Lovasik, Motivator dan Konselor Kerohanian Amerika Serikat

“Kata-kata yang baik memiliki daya kreatif, kekuatan yang membangun hal-hal mulia, dan energi yang menyiramkan berkat-berkat kepada dunia.”

7. John M.

"Anda terlahir sebagai sesuatu yang asli.
Jangan mau meninggal sebagai sesuatu yang tiruan."

8. Henri Bergson, Filsuf Prancis (1859-1941)

“Bertahan hidup artinya selalu siap untuk berubah; karena perubahan adalah jalan menuju kedewasaan. Dan kedewasaan adalah sikap untuk selalu mengembangkan kualitas pribadi tanpa henti.”

9. Benjamin Disraeli, Mantan PM Inggris-Novelis

“Jangan pernah menyesal setelah Anda mengungkapkan suatu perasaan. Karena jika demikian, Anda sama saja menyesali kebenaran.”

10. Unknown

"Jangan memilah-milah dunia Anda ke dalam hitam dan putih,
karena ada banyak hal yang tersembunyi di dalam keabu-abuan."

Saturday, May 11, 2013

BAHAN REFLEKSI: JIKA SEORANG ANAK HIDUP DENGAN

JIKA SEORANG ANAK HIDUP DENGAN
NN

Jika seorang anak hidup dengan kritik,
ia belajar mempersalahkan.

Jika seorang anak hidup dengan permusuhan,
ia belajar berkelahi.

Jika seorang anak hidup dengan ketakutan,
ia belajar menjadi gelisah.

Jika seorang anak hidup dengan belaskasihan,
ia belajar untuk merasakan kasihan pada dirinya sendiri.

Jika seorang anak hidup dengan kecumburuan,
ia belajar merasa bersalah.

Jika seorang anak hidup dengan keberanian,
ia belajar percaya diri.

Jika seorang anak hidup dengan toleransi,
ia belajar bersabar.

Jika seorang anak hidup dengan pujian,
ia belajar menghargai.

Jika seorang anak hidup dengan penerimaan,
ia belajar mencinta.

Jika seorang anak hidup dengan peneguhan,
ia belajar menyukai dirinya sendiri.

Jika seorang anak hidup dengan pengakuan,
ia belajar memiliki tujuan.

Jika seorang anak hidup dengan kewajaran,
ia mengerti apa itu keadilan.

Jika seorang anak hidup dengan kejujuran,
ia mengerti apa itu kebenaran.

Jika seorang anak hidup dengan aman,
ia belajar mempercayai dirinya dan orang-orang di sekitarnya.

Jika seorang anak hidup dengan persahabatan,
ia belajar bahwa dunia adalah suatu tempat yang baik untuk hidup.

 Maka, mulailah dari sekarang
untuk mendidik anak kita
menjadi lebih baik lagi

Saturday, May 4, 2013

Bahan Renungan dan Refleksi: Garam dan Telaga

Bahan Renungan dan Refleksi: Garam dan Telaga >>> Kisah yang akan dipaparkan berikut ini dapat kita kategorikan sebagai bahan renungan dan bahan untuk merefleksikan diri. Dengan memahami renungan sederhana ini, kita bisa belajar tentang bagaimana kita menghadapi suatu permasalahan dalam hidup, karna namanya manusia biasa, sudah wajar jika hidup itu naik dan turun, ada suka dan duka, ada tawa dan tangisan, dan ada penyesalan serta kebahagiaan. 

Kisah berikut ini juga bukanlah kisah baru, hanya saja saya tertarik untuk membaginya kepada saudara sekalian, karena saya pernah membawa renungan ini menjadi bahan refleksi pada sebuah diskusi doa dalam basis saya. Mari kita simak saja ceritanya ...


Bahan Renungan dan Refleksi: Garam dan Telaga

Once upon a time, Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air mukanya menampakkan kekosongan dan keruwetan hidup yang ia alami. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.

Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan.

"Coba. minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu.

"Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu. sambil meludah kesamping.

Pak Tua itu sedikit tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

Pak Tua itu kembali menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang dengan cara mengaduk- aduk dan terciptalah riak-riak air yang mengusik ketenangan telaga itu.

"Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah.Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi. "Bagaimana rasanya?".

"Segar", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi. "Tidak", jawab si anak muda.

Dengan bijak. Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu.

"Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Akan tetapi, kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."

Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat.

"Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."


Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

Sekian.

Yeah, terkadang kita selalu memandang sempit akan sebuah masalah atau perkara. KEtika kita menghadapi suatu masalah, kita mengkerdilkan sendiri diri kita dengan berfikir bahwa hanya inilah yang dapat saya lakukan, aku pasrah saja. Namun bukan itu yang kita mau, hati kita berkata lain. Maka lapangkanlah hati, buka hari selebar-lebarnya, sehingga masalah itu tampak lebih kecil dari pada semangat dan harapan dalam hati kita yang menggebu-gebu.

Cerpen Kisah Sedih Inspirasi: Mawar Untuk Ibu

Cerpen Kisah Sedih Inspirasi: Mawar Untuk Ibu >>> Kisah yang akan dipaparkan berikut ini bukanlah sebuah cerita baru, hanya sekedar ingin berbagi kepada saudara semua yang merasakan atau yang masih belum merasakan betapa berharganya ibu bagi kita. Kisah ini adalah kisah yang sangat menyentuh dan bisa menjadi bahan refleksi bagi kita sejauh mana kita sudah mencintai ibu kita.



Baiklah, kita mulai saja. Kisah ini dimulai oleh hadirnya Seorang pria yang berhenti di sebuah toko bunga. Ia rupanya ingin memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang ibu yang tinggal sejauh 250 km darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu menanyainya kenapa dan dijawab oleh gadis kecil,

"Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya cuma punya uang 50 sen Euro saja, sedangkan harga mawar itu 3 Euro."


Pria itu tersenyum dan berkata.

 "Ayo ikut. aku akan membelikanmu bunga yang kau mau."

Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirimkan ke ibunya.

Ketika selesai dengan semua transaksi dan hendak pulang ke rumah, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya,

"Ya tentu saja. Maukah anda mengantarkan ke tempat ibu saya?"

Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum. dimana lalu gadis kecil itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.



Melihat hal ini, hati pria itu menjadi trenyuh dan teringat sesuatu. Bergegas, ia kembali menuju ke toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya, la mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibunya.

(diadaptasi dari: Rose for Mama - C.W. McCall)

Lihat, sederhana namun sangat menyentuh hati. Sudah sering kita mendengar ungkapan, Penyesalan selalu di belakang. Yeah, memang benar. Terkadang, kita baru menyadari arti dari orang-orang disekitar kita ketika kita sudah kehilangan. Kita menajdi menyesal dan marah pada diri sendiri karena tidak mampu untuk membahagiakan mereka yang sudah meninggal.

Untuk itu, selagi masih ada waktu, gunakanlah waktu sebaik-baiknya untuk menunjukkan kasih dan sayang kepada Ibu kita, Ayah kita, saudara kita, kakek nenek kita, pacar kita, suami kita, istri kita maupun anak-anak serta sahabat-sahabat kita. Lakukanlah sekarang sebelum kata terlambat terucap di bibir kita.

Saturday, October 29, 2011

HOMOSEKSUAL, SAH ATAU TIDAK?


DUA ORANG BER JENIS KELAMIN SAMA SALING MENCINTAI, APAKAH HAL ITU SAH ..?? - Sangatlah penting untuk membedakan antara persahabatan dan perasaan cinta. Sudah jelas akan adanya persahabatan antara dua orang pria atau dua orang wanita. Sahabat sejati adalah sebuah hadiah yang sangat berharga.

Kita bicara tentang homoseksual pada saat terjadi perasaan cinta dibarengi dengan keinginan seksual antara dua orang yang berjenis kelamin sama. Tujuan kita sekarang bukan untuk mempelajari mengapa dan bagaimana itu bisa terjadi, namun hanya sekedar menggaris bawahi beberapa poin penting :

  • Kita berada dalam dunia yang menghapus perbedaan. sebagian berpendapat bahwa homoseksualitas adalah baik dan dapat menjadi alternatif dari heteroseksual ( hubungan antara pria dan wanita). Itu bukanlah kebenaran. Kebenaran adalah bahwa Allah menciptakan manusia PRIA dan WANITA secara berbeda agar supaya mereka dapat saling melengkapi (termasuk dalam hal seksualitas) dan persatuan antara Pria dan wanita dapat menghasilkan kehidupan yang lain. Siapapun kita, sangat penting untuk mencari mana yang benar. Mempunyai hati yang lurus.
  • Diluar kelompok homoseksual yang sedang berusaha mencari jalan pengakuan publik atas budaya dan gaya hidup mereka , sesungguhnya homoseksualitas pada umumnya adalah situasi yang dipilih orang. Mereka mengalami hal tersebut sebagai satu penderitaan . Malu dan rendah diri sering bercampur aduk dengan kekuatiran (Apakah aku tidak normal …?? Seperti apa masa depan yang aku punya …???) Mereka merasa bersalah, merasa berbeda dengan orang lain dan tidak mau berhubungan . Kekuatiran yang terus menerus dapat membuat seseorang menjadi tidak stabil. Dan mereka berakhir dengan pikiran bahwa tidak ada yang bia menyembuhkan , tidak ada masa depan dan tidak ada harapan bagi mereka .
  • Ada orang yang mempunyai kecenderungan homoseksual permanen (dimana dia hanya bisa tertarik dengan kelamin sejenis) yang tidak tahu berasal darimana namun sudah mengakar pada diri orang tersebut . hal itu dapat tetap menjadi kecenderungan yang kadang – kadang cukup kuat namun tanpa konsekuensi . Ini adalah transisi dari homoseksualitas yaitu titik balik , sebab jika dibiarkan mereka akan masuk ke lingkaran dan campur aduk antara ‘rasa bersalah” disatu pihak dan “keterlibatan” dilain pihak .
  • Kita tidak bertanggung jawab atas perasaan atau insting kita, namun kita bertanggung jawab atas tindakan kita. Kita tidak perlu merasa bersalah atas kecenderungan kita yang buruk, namun bertindak berdasarkan kecenderungan yang buruk itulah yang salah. Tindakan yang salah tidak dapat ditutupi dan mengatakan sebaliknya. Tapi tindakan yang salah bukan berarti orang yang melakukannya adalah orang – orang yang buruk. Siapa yang dapat menghakimi sesamanya ..?
  •  Selalu ada harapan karena kita adalah mahluk dengan kehendak bebas. kita bisa saja berada dalam kesulitan besar, namun kita tidak perlu memihak kepada kesulitan tersebut. keberadaanku tidak dapat dikurangi karena kecenderungan atau kebiasaan yang ada. AKU tidaklah sama dengan kecenderungan yang ada didalamku. 

KEBAHAGIAAN, APAKAH HANYA UNTUK PASANGAN SUAMI ISTRI SAJA?


Perkawinan bukanlah satu–satunya konteks dimana kita dapat mewujudkan kapasitas untuk mencintai. Persahabatan dan pemberian diri juga merupakan ekspresi dari kasih.

Terkadang orang yang belum mengerti arti kebahagiaan itu mengatakan bahwa hanya dengan menikah maka ia akan memperoleh kebahagiaan. sebenarnya pernyataan ini sungguh salah. semua manusia memiliki caranya sendiri untuk mendapatkan kebahagiaan, bahkan ada yang bahagia dengan hidupnya yang menyendiri, jauh dari gangguan dunia luar.


Ada banyak pria dan wanita yang memutuskan untuk tidak menikah, bukan karena mereka menghindar atau menolak untuk menikah, namun karena mereka merasakan panggilan yang lebih khusus. Misalnya para imam, biarawan dan biarawati. Mereka menjadi saksi bagi dunia bahwa kasih Allah melebihi segalanya dan bagi mereka itu sudah cukup.

Ada juga para pria dan wanita yang terlibat di bidang ilmu pengetahuan, politik, sosial  dan banyak bidang pelayanan lainnya, dimana mereka sungguh – sungguh memberikan diri secara total dalam pelayanan mereka dan menemukan kebahagiaan mereka disana.

Keputusan tidak menikah bagi Allah adalah sebuah panggilan khusus. Mereka yang menjawab panggilan tersebut menjalankan hidup mereka dengan kebahagiaan yang penuh dan sempurna.

Bagaimanapun ada juga orang – orang tertentu yang ingin menikah, namun ternyata sampai saat ini mereka tetap sendiri. Hal tersebut memang sulit. Namun bagi setiap orang tersedia jalan menuju kebahagiaan. Mungkin membutuhkan waktu untuk menemukannya namun jalan itu ada. Sering jalan tersebut dapat ditemui melalui kemurahan hati dan dan keterbukaan terhadap orang lain.   

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...