Wednesday, April 15, 2020

GERAKAN BUMI: ROTASI DAN REVOLUSI BUMI Terjadinya Siang dan Malam

GERAKAN BUMI: ROTASI DAN REVOLUSI BUMI | Pernahkah kalian menyadari apa yang menyebabkan terjadinya siang dan malam? dan mengapa waktu di Jakarta berbeda 1 jam lebih lambat dari waktu di Makassar dan mengapa waktu di Makassar lebih lambat 1 jam dari pada waktu di Irian jaya? Yuk kita cari tahu penyebabnya.

Bumi, planet ke tiga yang kita diami ini, mempunyai 2 macam pergerakan yang disebut dengan Rotasi dan Revolusi Bumi. 

A. ROTASI BUMI

Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada porosnya. Untuk satu kali rotasi, bumi memerlukan waktu sehari yaitu 24 jam. Gerakan rotasi bumi mengakibatkan terjadinya beberapa peristiwa-peristiwa alam, diantaranya adalah pergantian siang dan malam.

Untuk memahami ini, mari kita lakukan percobaan sederhana. Siapkanlah sebuah globe, spidol berwarna dan senter, serta ruangan yang bisa digelapkan. Lakukan langkah berikut ini:

  • Masuklah ke sebuah ruangan yang gelap.
  • Tandailah beberapa tempat dengan spidol berwarna termasuk dengan daerahmu.
  • nyalakanlah senter dan arahkan lurus ke globe. 
  • Mintalah kepada temanmu untuk memutar globe secara perlahan-lahan berlawanan dengan arah jarum jam.
  • Sekarang anggaplah senter kamu adalah matahari dan amati.
  • Perhatikan apa yang terjadi di tempat tinggal kamu yang ditandai spidol saat terkena sinar matahari.
  • Lalu apa yang terjadi juga pada saat daerah kamu tidak terkena sinar matahari.
Nah, sekarang saya yakin kamu sudah mengetahui penyebab terjadinya siang dan malam. Berikut kita bahas lebih lanjut beberapa peristiwa yang terjadi akibat rotasi bumi.

1. Pergantian SIang dan Malam

Saat bumi berotasi, tidak semua bagian bumi terkena cahaya matahari secara bersamaan. Bagian-bagian bumi tersebut mengalami atau mendapatkan terang secara bergantian. Bagian bumi yang mendapatkan cahaya matahari mengalami siang dan bagian yang tidak terkena matahari mengalami kondisi malam.

2. Perbedaan waktu di berbagai tempat di dunia

Karena rotasi bumi, terjadi perbedaan waktu diberbagai tempat di dunia. Indonesia saja terbagi dalam tiga zona waktu yang berbeda, yaitu WIB (Waktu Indonesia Barat), WITA (Waktu Indonesia Tengah) dan WIT (Waktu Indonesia Timur). Setiap Zona waktu yang berdekatan mengalami perbedaan waktu satu jam, dimulai dari WIT.

Dalam satu kali rotasi, bumi memerlukan waktu 24 jam dengan sudut tempuh 360 derajat atau 1 putaran penuh, makanya 1 hari ada 24 jam. Dengan begitu, setiap tempat di bumi yang berjarak 15 derajat akan memiliki perbedaan waktu satu jam. Jika jaraknya 30 derajat maka perbedaan waktunya 2 jam, jika 45 derajat maka perbedaannya 3 jam, begitu seterusnya. Angka 15 derajat didapatkan berdasarkan rumus 360 derajat : 24 jam, yaitu 15 derajat.

Lalu, pada globe dikenal dua garis yaitu garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis-garis vertikal dan garis bujur adalah garis-garis horizontal pada globe. Garis-garis ini berkaitan dengan letak atau posisi suatu daerah. Ibaratnya seperti bidang cartesius pada matematika.

Indonesia terletak di antara 95 derajat BT (bujur timur) dan 141 derajat BT. 141 - 95 adalah 46. Jadi, panjang wilayah Indonesia adalah 46 derajat. Jika 46 derajat : 15 derajat, maka hasilnya adalah 3 lebih sedikit. Olehnya, Indonesia kemmudian dibagi dalam 3 zona waktu yang berbeda, karena setiap 15 menit perbedaan waktunya adalah 1 jam. Dengan demikian, wilayah Indonesia kemudian dibagi dalam 3 zona yaitu zona WIB, WITA dan WIT.

Kemudian dikenal juga GMT (Greenwich Mean Time). Mengapa dinamakan demikian? Karena kota Greenwich di London, Inggris terpetak pada garis bujur 0 derajat yang karenanya dijadikan patokan bagi seluruh dunia dalam penghitungan waktu. Dengan mengacu pada standar GMT, maka WIB lebih cepat 7 jam dari GMT (atau dikenal dengan penulisan +7 GMT), WITA lebih cepat 8 jam (+8 GMT) dan WIT lebih cepat 9 jam (+9 GMT). Jadi, jika GMT menunjukkan pukul 02.00, maka WIB menunjukkan pukul 09.00 (02.00 + 07.00), WITA menunjukkan pukul 10.00 (02.00 + 08.00) dan WIT menunjukkan pukul 11.00 (02.00 + 09.00).

3. Gerak semu harian matahari

Bagaimana gerakan matahari apabila dilihat dari bumi? Kita seperti melihat matahari bergerak, akan tetapi bumilah yang berotasi atau bergerak pada porosnya. Matahari selalu terbit dari sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat. Gerakan inilah yang disebut dengan gerakan semu matahari. Gerakan ini terjadi akrena adanya rotasi bumi. Bumi berotasi dengan arah gerakan dari barat ke timur atau berlawanan jarum jam. Akibatnya, matahari seolah-olah bergerak dari timur ke barat (lakukan percobaan pada contoh bagian B dengan peralatan globe dan senter).

4. Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi

Rotasi bumi menyebabkan bentuk bumi tidak bulat sempurna, karenanya bumi berbentuk pepat di bagian kutubnya. Bentuk ini mengakibatkan jari-jari kutub dan daerah khatulistiwa tidak sama. Perbedaan jari-jari bemi menimbulkan perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi, terutama di daerah kutub dan khatulistiwa.
B. REVOLUSI BUMI

Selain berputar pada porosnya yang disebut rotasi, bumi juag berputat mengelilingi matahari atau disebut REVOLUSI. Untuk satu kali revolusi, bumi memerlukan waktu 1 tahun (365 1/4 hari). Revolusi Bumi membawa beberapa pengaruh terhadap bumi, diantaranya adalah pergantian musim.
1. Pergantian Musim

Bumi mengelilingi matahari dengan posisi miring 23 1/2 derajat ke arah timur laut dari sumbu bumi. Posisi inilah yang menyebabkan pergantian musim-musim. 
Ketika kutub selatan bumi condong ke matahari, maka bagian selatan bumi lebih dekat dengan matahari. Hal ini menyebabkan daerah di bagian selatan mengalami musim panas. Sebaliknya, bagian utara bumi menjauhi matahari, sehingga menyebabkan terjadinya musim dingin. Di antara proses pergantian musim panas dan musim dingin, ada musim gugur. Dan di antara proses peralihan musim dingin ke musim panas, ada musim semi. Pergantian musim kemudian disebut proses pancaroba.

Lalu, mengapa Indonesia hanya mengalami dua musim? Itu dikarenakan posisi Indonesia yang berada di garis Khatulistiwa. daerah khatulistiwa mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun, oleh karenanya hanya mendapatkan dua musim. Daerah yang berada di khatulistiwa kemudian disebut dengan daerah Tropis.

2. Gerak Semu Tahunan Matahari

Kalau kita memperhatikan, matahari tampaknya terbit dari tempat yang berbeda setiap periode tertentu dalam setahun. Padahal, matahari sebenarnya tidak mengalami perubahan posisi. Kenampakan ini diakibatkan oleh revolusi bumi.
 Tanggal 21 Maret, jika dilihat dari bumi, matahari tepat berada pada garis khatulistiwa atau 0 derajat. Matahari terlihat seolah-olah terbit tepat di sebelah timur dan tenggelam tepat di sebelah barat.

Tanggal 21 Juni, matahari tampak berada pada posisili 23 1/2 derajat lintang utara (LU). Karenanya, matahari tampak terbit agak sedikit bergeser ke arah utara.

Tanggal 23 September, matahari kembali ke posisi tepat di garis khatulistiwa dan tampak seperti yang terjadi pada tanggla 21 Maret.

Lalu, tanggal 22 Desember, matahari tampak berada pada posisi 23 1/2 derajat Lintang Selatan (LS) jika dilihat dari bumi. Karenanya, matahari tampak terbit agak sedikit bergeser ke arah selatan.

Referensi:
SUhartanti. D., et al. ( 2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...