Friday, April 17, 2020
Hakikat dan Pengertian membaca | definisi Membaca Menurut Hudgson, Anderson, Finochiaro dan Bonomo, Thorndike, Goodman, dan Ahmad Slamet Harjasujana
2:00 AM
BAHASA INDONESIA, MATERI AJAR, MATERI KULIAH, PENGERTIAN - DEFINISI, TUGAS KULIAH
No comments
Hakikat dan Pengertian membaca | definisi Membaca Menurut Hudgson, Anderson, Finochiaro dan Bonomo, Thorndike, Goodman, dan Ahmad Slamet Harjasujana - Bila kita ingin menemukan pengertian tentang membaca maka kita akan memperoleh batasan yang beragam. Semua hal tersebut selalu mengacuh pada tujuan yang ditekankan.
Hudgson dalam bukunya Learning Language (1960:43-44) memberikan batasan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui, kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang termuat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
Definisi/Pengertian Membaca Menurut Anderson
Dari segi linguistik, Anderson (1972:209) menjelaskan bahwa membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi, berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembahasan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.
Penjelasan tersebut terlalu sederhana karena siswa di kelas 1 SD misalnya pernyataan tersebut cukup memadai karena kegiatan membaca yang dilakukan hanya terbatas pada mengemukakan atau membunyikan rangkaian lambang-lambang bahasa tulis yang dilihatnya; dari huruf menjadi kata, kemudian frasa, lalu kalimat dan seterusnya. Persoalan apakah dirinya mengerti atau tidak mengenai lambang tulis tersebut tidak menjadi persoalan.
Definisi/Pengertian Membaca Menurut Finochiaro dan Bonomo
Kegiatan membaca seperti ini merupakan proses membaca yang paling ringan bagi pemula. Oleh karena itu Finochiaro dan Bonomo (1973:119) mencoba mendifinisikan membaca sebagai proses memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis (reading is bringing meaning to and gettinng meaning from printed or written material).
Jenis kegiatan tersebut digolongkan sebagai kegiatan membaca literal. Artinya, pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara literal (tampak jelas) dalam bacaan atau informasi yang ada dalam baris-baris bacaan (reading the lines). Membaca semacam ini masih mencerminkan sebagai kegiatan yang pasif.
Definisi/Pengertian Membaca Menurut Goodman
Goodman (1967: 127) mengatakan ketika seseorang membaca bukan hanya sekedar menuntut kemampuan mengambil dan memetik makna dari materi yang tercetak melainkan juga menuntut kemampuan munyusun konteks yang tersedia guna membentuk makna. Oleh karena itu membaca dapat kita definisikan sebagai kegiatan memetik makna makna atau pengertian bukan hanya dari deretan kata yang tersurat saja (reading the lines), bahkan juga makna yang terdapat dibalik deretan baris tersebut (reading beyond the lines). Dalam kajian membaca jenis membaca semacam ini digolongkan ke dalam membaca kritis serta membaca kreatif. Selain itu dalam prosesnya kegiatan membaca ini juga tidak lagi pasif melainkan sebagai proses yang aktif.
Definisi/Pengertian Membaca Menurut Thorndike
Thorndike mengatakan bahwa proses membaca itu tak ubahnya dengan proses ketika seseorang sedang bepikir atau bernalar (readding as thingking or reading as reasoning) .
Definisi/Pengertian Membaca Menurut Ahmad Slamet Harjasujana
Ahmad Slamet Harjasujana (1987: 36) mengatakan bahwa membaca dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan komunikasi interakstif yang memberi kesempatan kepada pembaca dan penulis untuk membawa latar belakang, dan hasrat masing-masing.
Dengan demikian dalam tataran yang lebih tinggi membaca bukan hanya sekedar memahami lambang-lambang bahasa tulis belaka melainkan berusaha memahami, menerima, menolak, membandingkan dan meyakini pendapat-pendapat yang dikemukakan si penulis.
Sekali lagi pengertian atau definisi membaca itu banyak sekali ragamnya. Oleh karena itu yang penting bagi kita ialah memahami alasan-alasan yang melatarbelakangi dari definisi-definisi mereka itu.
Thursday, April 16, 2020
MASALAH POKOK BAHASAN PSIKOLINGUISTIK
MASALAH POKOK BAHASAN PSIKOLINGUISTIK : Dear readers, kembali lagi kita membahas tentang bidang psikolinguistik. sebagai pengantar bahwa Psikolinguistik adalah salah satu bidang kajian yang merupakan perpaduan antara Psikologi dan Linguistik.
Psikologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa sedangkan linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa.
Dan dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang perkembangan bahasa yang dipengaruhi oleh psikologi atau jiwa seseorang. Atau dapat juga didefinisikan bahwa psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan perkembangan bahasa seseorang dengan perkembangan jiwa atau psikologinya.
Selanjutnya kita membahas tentang masalah-masalah yang menjadi pokok bahasan psikolinguistik. Masalah-masalah yang menjadi pokok bahasan psikolinguistik adalah :
Apakah sumbernya bahasa itu? Apakah yang dimiliki oleh seseorang sehingga dia mampu berbahasa? Bahasa itu terdiri dari komponen-kompenen apa saja?
Bagaimana bahasa itu lahir dan mengapa dia harus lahir? dimanakah bahasa itu berada dan disimpan?
Bagaimana bahasa pertama (bahasa ibu) diperoleh seorang anak-anak? bagaimana perkembangan penguasaan bahasa itu? bagaimana bahasa kedua itu dipelajari? Bagaimanakah seseorang bisa menguasai dua, tiga atau banyak bahasa?
Bagaimana proses penyusunan kalimat? Proses apakah yang terjadi didalam obik waktu berbahasa?
Bagaimanakah bahasa itu tumbuh dan mati ? bagaimana proses terjadinya dialek? Bagaimana proses perubahan-perubahanya dialek tersebut menjadi bahasa baru?
Bagaimanakah hubungan bahasa dengan pemikiran? Bagaimanakah pengarus kedwibahasaan/kemultibahasaan dengan pemikiran dan kecerdasan seseorang?
Mengapa seseorang menderita penyakit/mendapat gangguan berbicara (seperti afasia), dan bagaimana cara menyembuhkannya?
Bagaimana bahasa itu harus diajarkan supaya hasilnya baik?
Pokok bahasan yang sangat berkaitan dengan pembelajaran bahasa adalah bahasa merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari hidup manusia. Dalam arti bahasa merupakan alat komunikasi di dalam berinteraksi manusia dengan manusia secara harfiah. Pokok Bahasan Psikolinguistik
Perkembangan Kurikulum di Indonesia Sejak 1945 - Sekarang 2013-2020
Dear readers, dalam kesempatan ini, blog ini kami khususkan untuk anda yang bergiat dalam dunia pendidikan, khususnya mengenai perkembangan dunia pendidikan dewasa ini di negara kita. Dan tolak ukur pertama yang kemudian menjadi awal diskusi kita adalah mengenai kurikulum. Seperti kita ketahui bahwa kurikulum di Indonesia sejatinya sudah bergonta-ganti wajah, namun tetap saja belum mampu mendongkrak pendidikan itu sendiri menuju gerbang yang lebih baik. Untuk itu, kita ketahui dahulu apa itu kurikulum. Nah, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Sejak kemerdekaan bangsa kita tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional kita telah mengalami beberapa kali perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, dan 2004 (KBK), 2006 (KTSP) serta yang terbaru adalah kurikulum 2013 yang berkarakter pada budaya bangsa. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Sejak kemerdekaan bangsa kita tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional kita telah mengalami beberapa kali perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, dan 2004 (KBK), 2006 (KTSP) serta yang terbaru adalah kurikulum 2013 yang berkarakter pada budaya bangsa. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Nah, saudara terkasih, artikel kita berikut ini akan memberikan deskripsi singkat kepada kita tentang kurikulum apa saja yang pernah dikembangkan dalam program pendidikan di negeri tercinta Indonesia. Salah satu konsep terpenting untuk maju adalah "melakukan perubahan", tentu yang kita harapkan adalah perubahan untuk menuju ke perbaikan dan sebuah perubahan selalu di sertai dengan konsekuensi-konsekuensi yang sudah selayaknya di pertimbangkan agar tumbuh kebijakan yang bijaksana, bukan malah membuat bangsa ini lebih terpuruk di mata dunia. Well, berikut perjalanan sejarah pengembangan kukulum di negara kita sejak awal hingga sekarang:
1. RENCANA PELAJARAN 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya Rencana Pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum dalam bahasa Inggris. Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.
Nah, rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
2. RENCANA PELAJARAN TERURAI 1952
Berbeda dengan kurikulum terdahulu, kurikulum 1952 ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau.
Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
3. KURIKULUM 1968
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.
Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. “Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja,” katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.
4. KURIKULUM 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
5. KURIKULUM 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta — sekarang Universitas Negeri Jakarta — periode 1984-1992. Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.
6. KURIKULUM 1994 dan SUPLEMEN KURIKULUM 1999
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan.
Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi.
7. KURIKULUM 2004
Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa.
Meski baru diujicobakan, toh di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum. (sumber: depdiknas.go.id)
8. KTSP 2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
9. Kurikulum 2013
Dan terakhir ini yang hangat diperbincangkan adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sendiri sejatinya dimulai pada tahun ajaran 2013/2014 pada beberapa sekolah pilihan dengan akreditasi A. Kurikulum 2013 sendiri untuk SD cenderung disebut tematik karena proses pembelajarannya menjadi satu kesatuan. Sedangkan untuk hasilnya, tentu saja belum diketahui mengingat baru dilaksanakan pada tahun ajaran ini itupun hanya pada beberapa sekolah saja dalam setiap daerah. Saat ini, tepatnya tahun ajaran 2019-2020, K13 sudah resmi digunakan di semua sekolah dan jenjang pendidikan. Untuk lebih jelasnya, silahkan baca perbandingan KTSP dan kurikulum 2013 DI SINI.
Wednesday, April 15, 2020
GERAKAN BUMI: ROTASI DAN REVOLUSI BUMI Terjadinya Siang dan Malam
GERAKAN BUMI: ROTASI DAN REVOLUSI BUMI | Pernahkah kalian menyadari apa yang menyebabkan terjadinya siang dan malam? dan mengapa waktu di Jakarta berbeda 1 jam lebih lambat dari waktu di Makassar dan mengapa waktu di Makassar lebih lambat 1 jam dari pada waktu di Irian jaya? Yuk kita cari tahu penyebabnya.
Bumi, planet ke tiga yang kita diami ini, mempunyai 2 macam pergerakan yang disebut dengan Rotasi dan Revolusi Bumi.
A. ROTASI BUMI
Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada porosnya. Untuk satu kali rotasi, bumi memerlukan waktu sehari yaitu 24 jam. Gerakan rotasi bumi mengakibatkan terjadinya beberapa peristiwa-peristiwa alam, diantaranya adalah pergantian siang dan malam.
Untuk memahami ini, mari kita lakukan percobaan sederhana. Siapkanlah sebuah globe, spidol berwarna dan senter, serta ruangan yang bisa digelapkan. Lakukan langkah berikut ini:
- Masuklah ke sebuah ruangan yang gelap.
- Tandailah beberapa tempat dengan spidol berwarna termasuk dengan daerahmu.
- nyalakanlah senter dan arahkan lurus ke globe.
- Mintalah kepada temanmu untuk memutar globe secara perlahan-lahan berlawanan dengan arah jarum jam.
- Sekarang anggaplah senter kamu adalah matahari dan amati.
- Perhatikan apa yang terjadi di tempat tinggal kamu yang ditandai spidol saat terkena sinar matahari.
- Lalu apa yang terjadi juga pada saat daerah kamu tidak terkena sinar matahari.
Nah, sekarang saya yakin kamu sudah mengetahui penyebab terjadinya siang dan malam. Berikut kita bahas lebih lanjut beberapa peristiwa yang terjadi akibat rotasi bumi.
1. Pergantian SIang dan Malam
Saat bumi berotasi, tidak semua bagian bumi terkena cahaya matahari secara bersamaan. Bagian-bagian bumi tersebut mengalami atau mendapatkan terang secara bergantian. Bagian bumi yang mendapatkan cahaya matahari mengalami siang dan bagian yang tidak terkena matahari mengalami kondisi malam.
2. Perbedaan waktu di berbagai tempat di dunia
Karena rotasi bumi, terjadi perbedaan waktu diberbagai tempat di dunia. Indonesia saja terbagi dalam tiga zona waktu yang berbeda, yaitu WIB (Waktu Indonesia Barat), WITA (Waktu Indonesia Tengah) dan WIT (Waktu Indonesia Timur). Setiap Zona waktu yang berdekatan mengalami perbedaan waktu satu jam, dimulai dari WIT.
Dalam satu kali rotasi, bumi memerlukan waktu 24 jam dengan sudut tempuh 360 derajat atau 1 putaran penuh, makanya 1 hari ada 24 jam. Dengan begitu, setiap tempat di bumi yang berjarak 15 derajat akan memiliki perbedaan waktu satu jam. Jika jaraknya 30 derajat maka perbedaan waktunya 2 jam, jika 45 derajat maka perbedaannya 3 jam, begitu seterusnya. Angka 15 derajat didapatkan berdasarkan rumus 360 derajat : 24 jam, yaitu 15 derajat.
Lalu, pada globe dikenal dua garis yaitu garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis-garis vertikal dan garis bujur adalah garis-garis horizontal pada globe. Garis-garis ini berkaitan dengan letak atau posisi suatu daerah. Ibaratnya seperti bidang cartesius pada matematika.
Indonesia terletak di antara 95 derajat BT (bujur timur) dan 141 derajat BT. 141 - 95 adalah 46. Jadi, panjang wilayah Indonesia adalah 46 derajat. Jika 46 derajat : 15 derajat, maka hasilnya adalah 3 lebih sedikit. Olehnya, Indonesia kemmudian dibagi dalam 3 zona waktu yang berbeda, karena setiap 15 menit perbedaan waktunya adalah 1 jam. Dengan demikian, wilayah Indonesia kemudian dibagi dalam 3 zona yaitu zona WIB, WITA dan WIT.
Kemudian dikenal juga GMT (Greenwich Mean Time). Mengapa dinamakan demikian? Karena kota Greenwich di London, Inggris terpetak pada garis bujur 0 derajat yang karenanya dijadikan patokan bagi seluruh dunia dalam penghitungan waktu. Dengan mengacu pada standar GMT, maka WIB lebih cepat 7 jam dari GMT (atau dikenal dengan penulisan +7 GMT), WITA lebih cepat 8 jam (+8 GMT) dan WIT lebih cepat 9 jam (+9 GMT). Jadi, jika GMT menunjukkan pukul 02.00, maka WIB menunjukkan pukul 09.00 (02.00 + 07.00), WITA menunjukkan pukul 10.00 (02.00 + 08.00) dan WIT menunjukkan pukul 11.00 (02.00 + 09.00).
3. Gerak semu harian matahari
Bagaimana gerakan matahari apabila dilihat dari bumi? Kita seperti melihat matahari bergerak, akan tetapi bumilah yang berotasi atau bergerak pada porosnya. Matahari selalu terbit dari sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat. Gerakan inilah yang disebut dengan gerakan semu matahari. Gerakan ini terjadi akrena adanya rotasi bumi. Bumi berotasi dengan arah gerakan dari barat ke timur atau berlawanan jarum jam. Akibatnya, matahari seolah-olah bergerak dari timur ke barat (lakukan percobaan pada contoh bagian B dengan peralatan globe dan senter).
4. Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi
Rotasi bumi menyebabkan bentuk bumi tidak bulat sempurna, karenanya bumi berbentuk pepat di bagian kutubnya. Bentuk ini mengakibatkan jari-jari kutub dan daerah khatulistiwa tidak sama. Perbedaan jari-jari bemi menimbulkan perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi, terutama di daerah kutub dan khatulistiwa.
B. REVOLUSI BUMI
Selain berputar pada porosnya yang disebut rotasi, bumi juag berputat mengelilingi matahari atau disebut REVOLUSI. Untuk satu kali revolusi, bumi memerlukan waktu 1 tahun (365 1/4 hari). Revolusi Bumi membawa beberapa pengaruh terhadap bumi, diantaranya adalah pergantian musim.
1. Pergantian Musim
Bumi mengelilingi matahari dengan posisi miring 23 1/2 derajat ke arah timur laut dari sumbu bumi. Posisi inilah yang menyebabkan pergantian musim-musim.
Ketika kutub selatan bumi condong ke matahari, maka bagian selatan bumi lebih dekat dengan matahari. Hal ini menyebabkan daerah di bagian selatan mengalami musim panas. Sebaliknya, bagian utara bumi menjauhi matahari, sehingga menyebabkan terjadinya musim dingin. Di antara proses pergantian musim panas dan musim dingin, ada musim gugur. Dan di antara proses peralihan musim dingin ke musim panas, ada musim semi. Pergantian musim kemudian disebut proses pancaroba.
Lalu, mengapa Indonesia hanya mengalami dua musim? Itu dikarenakan posisi Indonesia yang berada di garis Khatulistiwa. daerah khatulistiwa mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun, oleh karenanya hanya mendapatkan dua musim. Daerah yang berada di khatulistiwa kemudian disebut dengan daerah Tropis.
2. Gerak Semu Tahunan Matahari
Kalau kita memperhatikan, matahari tampaknya terbit dari tempat yang berbeda setiap periode tertentu dalam setahun. Padahal, matahari sebenarnya tidak mengalami perubahan posisi. Kenampakan ini diakibatkan oleh revolusi bumi.
Tanggal 21 Maret, jika dilihat dari bumi, matahari tepat berada pada garis khatulistiwa atau 0 derajat. Matahari terlihat seolah-olah terbit tepat di sebelah timur dan tenggelam tepat di sebelah barat.
Tanggal 21 Juni, matahari tampak berada pada posisili 23 1/2 derajat lintang utara (LU). Karenanya, matahari tampak terbit agak sedikit bergeser ke arah utara.
Tanggal 23 September, matahari kembali ke posisi tepat di garis khatulistiwa dan tampak seperti yang terjadi pada tanggla 21 Maret.
Lalu, tanggal 22 Desember, matahari tampak berada pada posisi 23 1/2 derajat Lintang Selatan (LS) jika dilihat dari bumi. Karenanya, matahari tampak terbit agak sedikit bergeser ke arah selatan.
Referensi:
SUhartanti. D., et al. ( 2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS.
Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Bentuknya Fringing Reefs, Barrier Reefs, Atolls dan Patch Reefs
6:08 AM
BIOLOGI, EKOLOGI, EKOLOGI LAUT TROPIS, ILMU PENGETAHUAN, IPA - SAINS, PENGERTIAN - DEFINISI
No comments
Tipe-Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Bentuknya Fringing Reefs, Barrier Reefs, Atolls dan Patch Reefs - Dalam artikel Ekologi sebelumnya, kita sudah membahas tentang Pengertian atau Definisi dari terumbu Karang dan juga tipe-tipe terumbu karang berdasarkan jenisnya. Nah kali ini kita akan melanjutkan membahas tentang tipe-tipe terumbuh karang berdasarkan bentuknya.
Dilihat dari bentuknya, Terumbu Karang umunya dikelompokkan ke dalam empat bentuk, yaitu :
Terumbu karang tepi (fringing reefs)
Terumbu karang tepi (fringing reefs)
Terumbu karang tepi yang dalam bahasa Inggris disebut Fringing Reefs merupakan salah satu yang diincar para diver. Terumbu Karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).
Terumbu karang cincin (atolls)
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.
Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)
Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta) dan Kepulauan Ujung Batu.
Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).
Terumbu karang cincin (atolls)
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.
Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)
Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta) dan Kepulauan Ujung Batu.
Khusus untuk daerah tempat tinggal saya di kota Tarakan, sangat sulit untuk menemukan terumbu karang karena pulau Tarakan dikelilingi pasir. Namun untuk daerah Pulau Derawan dan sekitarnya, anda akan menjumpai begitu banyak ragam terumbu karang. Selain karena indahnya terumbu karang di sana, juga terdapat spot-spot diving yang akan membuat segala jenis stress bisa hilang. Saya sudah merasakannya loh, agan juga boleh sekali-sekali kesana (tapi kalau sudah ke sana pertama kali, pasti pengen lagi dan lagi).
Monday, April 13, 2020
penjelasan apa yang dimaksud dengan peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi dalam IPS
Diskusikan dengan teman dan beri penjelasan apa yang dimaksud dengan peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi dalam IPS! a. Peristiwa adalah kejadian atau hal-hal yang pernah terjadi di atas muka bumi yang menyangkut aktivitas kehidupan manusia di masyarakat tetapi masih perlu dibuktikan kebenarannya. Kata “Peristiwa” digunakan untuk membatasi pengertian tertentu terhadap isu-isu sosial. Peristiwa ada yang bersifat alamiah dan ada yang bersifat insaniah. Yang bersifat alamian seperti gunung meletus, banjir, tsunami dan sebagainya yang terjadi secara alami. Sedangkan peristiwa yang bersifat insaniah yakni peristiwa yang dikaitkan dengan aktivitas umat manusia seperti pembangunan gedung atau jembatan, pemilu, krisis moneter dan sebagainya.
Sebelumnya LINK TUGAS PTK DI SINI
Sebelumnya LINK TUGAS PTK DI SINI
b. Fakta adalah peristiwa yang telah diuji kebenarannya, merupakan realitas yang riil, bersifat benar dan juga merupakan kenyataan yang benar-benar nyata. Ada fakta yang berupa data semisal sensus penduduk dan hasil pemilu, dan ada juga fakta yang tampak sebagaimana keadaannya semisal kondisi suatu bangunan, cuaca, dan pasang surut air laut.
Fakta adalah segala sesuatu yang terjadi, dapat diamati, diraba, dilihat, dirasa dan terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Artinya fakta merupakan suatu bukti terjadinya sesuatu. Bila sesuatu tersebut menyangkut kehidupan masyarakat banyak dan bersifat sosial, maka fakta tersebut disebut sebagai fakta sosial.
Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
Fakta adalah segala sesuatu yang terjadi, dapat diamati, diraba, dilihat, dirasa dan terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Artinya fakta merupakan suatu bukti terjadinya sesuatu. Bila sesuatu tersebut menyangkut kehidupan masyarakat banyak dan bersifat sosial, maka fakta tersebut disebut sebagai fakta sosial.
Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
c. Konsep adalah suatu istilah, pengungkapan yang abstrak yang digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan atau mengkategorikan suatu kelompok dari suatu benda atau gagasan atau peristiwa. Konsep itu bersifat abstrak, personal, dipelajari melalui pengalaman belajar, merupakan “kumpulan” dari benda-benda yang memiliki karakteristik atau kualitas secara umum dan bukan hanya persoalan arti kata, karena di dalam setiap konsep sendiri terdapat makna denotatif dan makna konotatif.
Bila beberapa fakta dikumpulkan dan dilakukan penarikan kesimpulan, maka hasilnya disebut dengan konsep. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 588), pengertian konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Menurut Soedjadi (2000:14) pengertian konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Menurut Bahri (2008:30) pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa). Jadi pengertian konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena yang sama.” Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Contohnya “keluarga”, maka dalam konsep keluarga itu pasti ada bapak, ibu, anak, saudara. Contoh konsep lain adalah korupsi. Korupsi merupakan suatu tindakan penyimpangan dari untuk kepentingan umum dialihkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
Bila beberapa fakta dikumpulkan dan dilakukan penarikan kesimpulan, maka hasilnya disebut dengan konsep. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 588), pengertian konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Menurut Soedjadi (2000:14) pengertian konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Menurut Bahri (2008:30) pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa). Jadi pengertian konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena yang sama.” Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Contohnya “keluarga”, maka dalam konsep keluarga itu pasti ada bapak, ibu, anak, saudara. Contoh konsep lain adalah korupsi. Korupsi merupakan suatu tindakan penyimpangan dari untuk kepentingan umum dialihkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
d. Generalisasi menurut Shuneke (1988) adalah abstraksi yang sangat terkait dengan konsep. Secara sederhana dapat didefinisikan bahwa generalisasi menunjukkan adanya hubungan di antara konsep dan berisi pernyataan yang bersifat umum, tidak terikat pada situasi khusus.
a. Ciri-ciri generalisasi
b. Fungsi generalisasi.
Daftar Pustaka:
Ischak.2004. Pendidikan IPS di SD. Jakarta:Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
https://semangatmendidik.blogspot.com/2015/11/fakta-konsep-generalisasi-dalam.html
- Menunjukkan hubungan antara dua konsep atau lebih.
- Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukkan keseluruhan kelas dan bukan bagian atau contoh.
- Adalah tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep.
- Berdasarkan pada proses dan dikembangkan atas dasar penalaran dan bukan hanya berdasarkan pengamatan semata.
- Berisi pernyataan-pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi artinya diuji berdasarkan bukti-bukti yang pasti dengan mengguna- kan sistem penalaran dan equity.
b. Fungsi generalisasi.
- Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran.
- Mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar.
- Membantu dalam membangun pengertian (artikulasi) bahan-bahan pengajaran dalam kurikulum studi IPS.
Konsep dan generalisasi memegang peranan penting dalam mengajar IPS. Pada tingkat SD lebih ditekankan pada pemahaman konsep, dan pada tingkat sekolah menengah ke atas lebih ditekankan kepada generalisasi. Untuk membentuk konsep pada diri anak tidaklah mudah. Konsep dapat dipelajari dengan efektif dengan mengemukakan sejumlah contoh yang positif. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa konsep efektif diajarkan jika sejumlah contoh positif dikemukakan, sehingga dapat dibentuk karakteristik dari konsep yang di ajarkan, diikuti dengan contoh negatif yang menggambarkan karakteristik yang membedakannya.
Jawaban-jawaban di atas adalah hasil dari Tugas Mata Kuliah Pembelajaran IPS di SD yang merupakan Mata Kuliah Wajib bagi PGSD UT (Universitas Terbuka) Indonesia.
Oleh: Jupri Malino, S. Pd.Daftar Pustaka:
Ischak.2004. Pendidikan IPS di SD. Jakarta:Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
https://semangatmendidik.blogspot.com/2015/11/fakta-konsep-generalisasi-dalam.html
Subscribe to:
Posts (Atom)