Puisi Cinta Terbaikku: Sesal Yang Terakhir

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

10 Kata Mutiara Inspirasi Motivasi Terbaik

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Cerpen Kisah Sedih dan Inspiratif: MAWAR UNTUK IBU

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Puisi Romantis Karya anak SD Kelas VI: Andai Janji Tak Pernah Dusta

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kisah Inspiratif dari Filipina: Kisah Seorang Anak di Hari NATAL

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sunday, November 10, 2013

Inspirasi Renungan: Andalkanlah Tuhan Dalam Segala Perbuatanmu

Inspirasi Renungan: Andalkanlah Tuhan Dalam Segala Perbuatanmu | Cerita ini pernah saya dengar dari seorang pastor yang dulu menjadi pastor paroki di tempat saya. Saya baru-baru ini teringat kembali dan ingin membaginya dengan anda semua. 

Ceritanya tentang seorang anak umur 12 tahun dan ayahnya. Anak ini sungguh perkasa, bisa dibilang seperti itu. Ia cukup baik melatih fisiknya dengan mengikuti berbagai kegiatan seperti bela diri dan olahraga. Ia bahkan cukup kuat untuk anak seusianya.

Nah, suatu ketika, di dalam rumahnya, ia sedang membersihkan rumah bersama dengan ayahnya. Ia kemudian mulai memindahkan barang-barang yang ringan seperti kipas angin, meja, kursi dan perabotan lainnya. Sembari mengangkat, ia selalu berkata, "lihat ayah, betapa kuatnya aku." katanya dengan bangga. Ayahnya pun mengangguk tanda setuju.

Akhirnya hampir semua barang sudah diangkut dan dibersihkan. Lalu, tibalah ia pada sebuah lemari yang terbuat dari pohon ek. Lemari itu tidak terlalu besar, bahkan bisa dibilang hanya seukuran meja belajar. Ia mencoba mengangkat lemari itu, namun tidak bergeming sama sekali. Lalu ia merubah posisi dan mencoba menggesernya, dan lagi-lagi tak bergerak sama sekali. Ayahnya melihatnya dengan serius dan terus menatapnya.

Anak itu terus mencoba dan mencoba, namun lagi-lagi tak bergeming sama sekali. Ia sudah mulai putus asa. Ia terus mencobanya hingga peluh memenuhi bajunya. Dan lagi-lagi, lemari itu tak bergeming sama sekali. Ia pun terduduk dan berkesah, mengapa ia tak mampu mengangkatnya. Padahal beberapa benda sebelumnya sangat mudah ia angkat.

Dengan pandangan iba, ayahnya pun mendatanginya dan berkata "nak, ada waktunya ketika kamu mampu melakukan segala sesuatunya sendiri dengan kemampuanmu sendiri. Namun, ada kalanya ketika kamu tidak sanggup untuk menghadapi sesuatu dan membutuhkan orang lain untuk membantumu. Sedari tadi ayah memperhatikanmu, dan tidak sekalipun engkau meminta ayah untuk membantumu. Padahal, tenaga ayah cukup mampu untuk mengangkat lemari itu sendiri, apalagi berdua denganmu." kata ayahnya sembari mengusap wajah anaknya yang mulai berkaca-kaca, sedih dan tampak keletihan. Anaknya pun akhirnya menyadari, bahwa selama ini, ia selalu mengandalkan dirinya sendiri dan tidak mengharapkan bantuan dari siapapun. 

Padahal, dalam dunia ini, kita sangat membutuhkan orang lain untuk membantu kita mengangkat lemari yang berat itu, beban yang berat itu. Namun kita terkadang justru cukup puas dengan kemampuan diri sendiri. Padahal, ada Bapa kita di Surga. Ia mau dan tentu saja mampu untuk mengulurkan tangan-Nya untuk membantu dan menolong kita dalam segala keterbatasan kita. 

Dan Tuhan itu datang bukan dalam bentuk malaikat atau orang yang jauh, tapi Ia datang dalam bentuk orang terdekat kita, orang yang ada di sekitar kita. 

Maka janganlah takut atau gelisah, ketika kita tak sanggup lagi memanggul beban kita, maka datanglah kepada Tuhan, Dialah yang mampu untuk menanggung dan membebaskan kita dari segala pergumulan hidup dan kesusahan kita. Tetaplah berpegang teguh, dan yakinlah, Tuhan akan senantiasa mengulurkan tanganNya yang Kudus kepada siapa saja yang berseru kepadaNya. (Jufry Malino)

Renungan - Lebih Baik Menghibur daripada Dihibur

Renungan - Lebih Baik Menghibur daripada Dihibur | Sobat yang terkasih di dalam Tuhan, mengawali renungan pada hari ini, mari kita mulai dengan sebuah kisah inspiratif sederhana tentang seorang ibu dan kesedihannya yang tiada tara.

Ada seorang ibu, sebut saja namanya adalah bu Ana. Hari-harinya dipenuhi dengan pelayanan dan derma kepada orang-orang yang membutuhkan. Ia berasal dari keluarga yang kaya, suami yang baik, dan anak-anak yang ceria dan pandai. Lebih daripada itu, mereka semua mencintai Tuhan dalam setiap perkara kehidupannya. 

Ibu Ana sangat rajin mengikuti ibadah-ibadah ataupun segala bentuk pekerjaan sosial. Hal itu terus ia lakukan, sampai suatu hari, sebuah peristiwa yang tak disangkanya menghampirinya. Dalam waktu yang bersamaan, suaminya dan anak-anaknya yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumah, mengalami kecelakaan. Mereka semua meninggal dalam kecelakaan tragis itu.

Dan kecelakaan itu pun mengubah bu Ana. Hari-harinya ia ratapi. Ia selalu dirundung kesedihan. Dunia bak direnggut seutuhnya darinya. Dalam doanya, ia meratap kepada Tuhan mengapa Tuhan tega membiarkan hal itu terjadi bagi pihaknya. Bahkan, dalam permenungannya, ia bertanya-tanya, apakah Tuhan itu ada. Kalau memang ada, mengapa ia yang membaktikan diri dan keluarganya malah harus merasakan musibah seperti ini. Ia selalu dilanda kesedihan, kesedihan yang berlarut-larut. Hingga berbulan-bulan.

credit to: katolisitas.org
Bahkan, ketika ia diajak oleh rekan-rekan sepelayanan untuk kembali melayani, ia berkata kepada mereka "Teganya kalian, tak tahukah kalian kalau aku masih dirundung kesedihan, hatiku masih berduka? Bagaimana aku mau menghibur, aku sendiri butuh hiburan" katanya ketika tetangganya mengajaknya untuk menghibur sebuah keluarga yang juga baru saja kehilangan anak sulungnya.  

Namun, sembari menguatkan hati, ia pun mencoba bangkit dari tempat duduknya dan mengikuti rekan sepelayanannya itu. 

Sesampai di tempat duka, suasana yang terjadi tak begitu berbeda saat seperti suasana yang dialami bu Ana paskah meninggalnya suami dan anak-anaknya tercinta. Lalu, ia melihat sang ibu dari anak yang meninggal, perasaannya kembali tergugah, merasakan kembali apa yang pernah ia alami. Lalu, ia menguatkan hati, ia menghampiri ibu itu, memeluknya, lalu ia menatapnya erat, mengannggukkan kepala, lalu iapun menangis bersama ibu tersebut.

Ibu Ana pun merasakan kepenuhan, kepenuhan dari kekosongan yang ia alami selama ini. Ia merasakan seperti Tuhan datang sendiri memeluknya dan berkata, "Mari kepadaKu, semua yang letih lesuh dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadaMu. Dan ingatlah kuk yang kupasang itu enak dan bebanku pun ringan".

Seketika itu juga, ibu Ana pun menyadari arti dari kehilangan. Ia menyadari bahwa memberi dari kekurangan seperti yang dilakukan si janda miskin memang lebih besar upahnya di Surga. Dan bahwa lebih baik untuk menghibur dari pada dihibur. Justru dalam kehilangannya dan kesedihannya dan kekurangannya, justru ibu Ana mampu memberikan yang terbaik lebih dari siapapun dan apapun di dunia ini. Dengan mengalami, ia mampu memberikan lebih dari yang dibutuhkan, bukan dari ukuran materi, tetapi dari ukuran kasih sayang yang Tuhan tunjukkan dalam kepenuhan iman, pengorbanan dan harapan.

 Nah, semoga apa yang dialami oleh bu Ana mampu membangkitkan semangat cinta kasih kita, dan untuk bangkit dari segala keterpurukan kehidupan dunia yang ingin menyesatkan kita. Mari, pandanglah dan datanglah kepada Tuhan, sebab kuk yang ia pasang di pundak kita rasanya enak dan bebannya pun ringan. (Jufry Malino)

Saturday, September 14, 2013

CERPEN: Ada dia Di Antara Kita, ATAU, Ada Aku Di Antara Kalian?

Ada dia Di Antara Kita, ATAU, Ada Aku Di Antara Kalian? - Seulas senyum mewarnai bibirnya ketika aku berjumpa dengan dirimya di gereja kala itu. Namun, kali ini, yang kurasakan bukanlah senyum yang tulus yang biasa ia lontarkan padaku. Aku pun menyadari posisi diriku yang memang sudah terlanjur menyesal karena telah mengabaikan dia selama ini.

Beberapa tahun yang lalu, aku mengenal seorang gadis belia saat aktif di kegiatan gereja. Sejak awal ia ternyata sudah menaruh hati padaku. Namun, karena kurang sensitif, atau karena memang kesibukanku, aku tak menyadari sinyal perhatian dan cinta yang ia berikan. Perlahan namun pasti, gejolak cintanya padaku semakin besar, sehingga memberanikan diri untuk mengungkapkannya padaku. Saat itu, tentu saja dengan sedikit refleks, aku agak kaget saja. Maklum, hatiku saat itu belum siap untuk memulai suatu hubungan setelah beberaa waktu sebelumnya aku masih terlalu intens dan sibuk pada kuliah dan tugas-tugasku.


Singkat kata, akhirnya aku luluh juga, dan terjalinlah sebuah cinta masa remaja. Namanya saja pacar, seorang wanita pasti membutuhkan yang namanya perhatian, namun, hal itu kurang aku berikan mengingat kesibukanku yang padat dan bertubi-tubi masalah yang menghampiriku. Dan, yang paling membuat hubungan kami berantakan adalah karena kesalahanku yang tidak percaya diri.

Yeah, sejak awal, saat aku menyatakan akan menjalin hubungan dengan seseorang, aku memastikan bahwa dialah yang akan menjadi pendampingku kelak. Tentu saja, saat kami sedang bersama, sebuah bisikan membius jantungku, "apakah kamu mampu membahagiakannya kelak? kamu kan tak punya apa-apa, harta aja gak punya". Bisikan itu terus mengganggu pikiranku, sehingga kemudian inilah yang menjadi keretakan hubungan kami. Karena merasa diri tidak mampu untuk membahagiakannya, maka aku mulai coba untuk menghindarinya walau sebenarnya cintaku padanya sangat amat teramat dalam. Yeah, ini adalah perasaan seorang pria yang memang belum dewasa sepenuhnya.

Hari berganti, waktu berlalu. Ia pun mencoba membuka diri dengan orang lain. Dan tentu saja aku sangat sakit hati melihatnya, hanya, aku selalu tersenyum dihadapan mereka. Hal ini kulakukan hanya agar ia bahagia. 

Beberapa kali ia mencoba untuk menjalin hubungan dengan orang lain, namun selalu saja gagal.

Terakhir, ia menjalin hubungan dengan seorang sahabat kami juga. Tentu saja ini menambah rasa sakit hatiku. Aku kemudian menyadari, bahwa ternyata cintaku padanya sangat amat teramat dalam. Aku mulai mencoba untuk mendapatkannya kembali, karna kuyakin dia masih mencintaiku.

Akupun mulai kembali untuk mencoba merebut hatinya. Dalam pikiranku, bahwa ia masih mencintaiku, maka aku berfikir juga bahwa masih ada pacarnya sekarang di antara kami. Benarkah perasaan ini?

Dan, akhirnya, aku menyadarinya ketika perjumpaan di gereja kala itu. Aku menyadari, mungkin akulah yang terlambat menyadari cintanya. Akulah yang menyianyiakan cintanya. Dan bahkan akulah yang teramat paling sangat menyakiti perasaannya, hingga ia cukup menderita hingga kini. Aku melihatnya sudah sangat bahagia dengan pilihannya sekarang. Dan, bukankah ini yang kuharapkan sebelumnya, agar ia bisa bahagia, walau itu bukan denganku?

Dan, timbul suatu pertanyaan, atau lebih lengkapnya sebuah pernyataan,  Ada dia Di Antara Kita, ATAU, Ada Aku Di Antara Kalian? Jawabannya kemungkinan besar yang kedua.

Maka aku memutuskan untuk merelakannya, intinya yang penting ia bahagia. Kebahagiaanku sendiri, biarlah dengan melihatnya tersenyum bahagia, walau bukan denganku. Itu saja. Kerelaan ini, dan penyesalan karena menelantarkan cintanya, akan kubawa sampai mati.

Kasih, penyesalanku ini, akan kubawa sampai mati.

Friday, June 28, 2013

10 Inspirasi dan Motivasi Hidup

1. Frederick Keonig

"Terkadang kita melupakan bahwa kebahagiaan bukanlah hasil dari mendapatkan sesuatu yang kita miliki,
tapi lebih pada menyadari dan menghargai apa yang kita miliki."

2. Unknown

"Bukan karena berbagai hal itu sulit hingga kita tidak berani,
melainkan karena kita tidak berani hingga berbagai hal menjadi sulit."

3. Georges Simenon-Pencipta Karakter Detektif Fiksi Inspektur Maigret

“Saya mencintai kehidupan, tetapi saya tidak takut akan kematian. Betapapun, sebisa mungkin saya lebih suka meninggal paling belakangan.”

4. Bunda Teresa Pelayan Kaum Miskin di Calcuta, India
Setiap kita tersenyum kepada seseorang, tindakan tersebut merupakan perwujudan dari kasih, anugerah bagi orang itu, dan sesuatu yang sangat indah.”

5. Henry Wadsworth Longfellow, Pujangga AS (1807-1882)

“Di tiap jengkal kehidupan, sang hujan memang harus tercurahkan.
Kadang hari-hari memang harus dilalui dalam selingkup awan kelabu dan kedukaan.”

6. Lawrence G Lovasik, Motivator dan Konselor Kerohanian Amerika Serikat

“Kata-kata yang baik memiliki daya kreatif, kekuatan yang membangun hal-hal mulia, dan energi yang menyiramkan berkat-berkat kepada dunia.”

7. John M.

"Anda terlahir sebagai sesuatu yang asli.
Jangan mau meninggal sebagai sesuatu yang tiruan."

8. Henri Bergson, Filsuf Prancis (1859-1941)

“Bertahan hidup artinya selalu siap untuk berubah; karena perubahan adalah jalan menuju kedewasaan. Dan kedewasaan adalah sikap untuk selalu mengembangkan kualitas pribadi tanpa henti.”

9. Benjamin Disraeli, Mantan PM Inggris-Novelis

“Jangan pernah menyesal setelah Anda mengungkapkan suatu perasaan. Karena jika demikian, Anda sama saja menyesali kebenaran.”

10. Unknown

"Jangan memilah-milah dunia Anda ke dalam hitam dan putih,
karena ada banyak hal yang tersembunyi di dalam keabu-abuan."

FREE: MAU MENYUMBANG TULISAN, PUISI, CERITA, MOTIVASI DAN INSPIRASI DI SINI?

FREE: MAU MENYUMBANG TULISAN, PUISI, CERITA, MOTIVASI DAN INSPIRASI DI SINI? - Sobat semuanya, dalam setiap diri individu, ada sudut kepekaan di sana. Dalam setiap hati manusia, ada sisi yang sensitif di sana. Dia adalah Jiwa. Jiwa itu memiliki sederet kata yang mampu menggubah anda menjadi seorang Pujangga Kehidupan. Jangan matikan jiwa itu! Jangan pendam Jiwa itu! biarkan ia berkreasi merangkai kata yang indah untuk meredam segenap jiwa yang luluh lantah hatinya.

Maka dari itu, sobat semuanya, jika sahabat mau share atau berbagi tentang tulisan atau kisah hidup anda, teman dan keluarga, atau sepenggal kisah berupa cerpen, puisi, inspirasi dan motivasi, Mari!!! Saya ajak anda untuk berbagi bersama dengan insan seni di kolom Freedom Writers ini.

Oh yeah, pengalaman cinta anda juga dapat anda share di sini.

>>> Syarat dan Ketentuan

Adapun Syarat dan ketentuan dari bahan yang anda mau share di sini adalah:

  1. Artikel harus Asli buatan anda sendiri atau ORIGINAL. Ini tak bisa ditawar lagi.
  2. Nama penulis harus dicantumkan (boleh dengan nama inisial atau panggilan)
  3. Maksimal Puisi adalah 3 Bait dengan minimal 4 baris tiap baitnya.
  4. Kalau cerpen dan lainnya, minimal 3 paragraf.'
  5. Isi artikel tidak boleh mengandung SARA yang dapat mengakibatkan perpecahan dan selisih paham.
  6. Artikel dan Isinya adalah tanggung jawab si penulis.
  7. Kami berhak menghapus artikel anda jika ada disclaimer dari yang empunya.

>>> Cara Mengirimkan Artikel

Ada beberapa cara untuk mengirimkan artikel kepada kami, namun catatan bahwa anda jangan meletakkan artikel atau tulisan anda pada kotak komentar di bawah.
  1.  Kirimkan artikel anda ke email kami: jufryfreakyboy@gmail.com. (copy saja untuk mempermudah).
  2. Jika anda sudah mengirimnya, silahkan tinggalkan pesan di kotak komentar di bawah, cukup pesan dan nama anda.
  3. Artikel anda akan segera kami publish jika kami menganggap artikel anda Asli atau Orisinil.
  4. Formatnya bisa dalam bentuk notepad, microsoft word,  atau langsung disertakan (ketik / copy) ke dalam email.

>>> Lain-Lain

  1. Kami akan mencantumkan siapa penulis artikel tersebut sebagai penghargaan kami terhadap karya anda.
  2. Bagi para penulis yang aktif share tulisan di sini, kami akan berikan penghargaan berupa cindera mata yang ditentukan oleh kami.
  3. Email anda tidak akan kami sebarkan.
Kami menantikan tulisan anda  ...

10 Kata Mutiara, Inspirasi dan Motivasi Para Pujangga dan Ahli Filsuf (1)

KATA-KATA MUTIARA -  Dalam kehidupan kita, tak jarang sebuah kata-kata sederhana mampu merubah dunia. Setidaknya, mampu merubah orang lain, dan terutama diri sendiri. Berikut ini adalah 20 Kata-Kata Mutiara atau Inspirasi atau Motivasi yang mungkin bisa anda gunakan sebagai acuan dalam hidup, baik untuk merubah diri sendiri maupun orang lain.


1. Larispique Philidor

"Jangan pernah ragu dengan potensi yang ada pada diri Anda.
Cobalah lihat kupu-kupu, seandainya saja ia memiliki keraguan-keraguan,
maka ia akan hidup dan mati sebagai seekor ulat bulu yang merangkak."

2. Ivan Panin, Matematikawan Rusia (1855-1942)
 
“Dalam setiap keindahan, selalu ada mata yang memandang. Dalam setiap kebenaran, selalu ada telinga yang mendengar. Dalam setiap kasih, selalu ada hati yang menerima.”

3.
Rafael L.N

 "Akan jadi apa hidup tanpa resiko dan kegagalan?
Maka kesuksesan tidak akan memiliki kebanggaan apapun."


4. Tony Gaskins

"Jika Anda tidak bergerak membangun mimpi Anda,
seseorang justru akan memperkerjakan Anda
untuk membantu membangun mimpi mereka."


5. Henry Van Dyke, Pujangga AS

 “Waktu terkadang terlalu lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi yang takut, terlalu panjang bagi yang gundah, dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Tapi bagi yang selalu mengasihi, waktu adalah keabadian.” 

6.
Tony Buzan, Penemu Metode Mind Mapping

 “Belajar bagaimana cara belajar adalah keahlian terpenting dalam hidup.”
7. Kari Hohne

"Hidup hanya menemui kita separuh jalan.
Separuh perjalanan yang lainnya,
membiarkan kita untuk menemukan apa kesanggupan kita."

8. Platypus yang bijak

 "Tarikanlah tarian yang Anda tarikan. Jangan tarikan tarian yang penari tarikan."

9.
Helen Keller, Penulis Tuna Wicara-Netra AS (1880-1968)

 “Ketahuilah, hal-hal terindah di dunia ini terkadang tak bisa terlihat dalam pandangan atau teraba dengan sentuhan; mereka hanya bisa terasakan dengan hati.” 


10. (Bruce Lee, Aktor Laga Kungfu)

“Jangan menjadi pohon kaku yang mudah patah. Jadilah bambu yang mampu bertahanmelengkung melawan terpaan angin.” 

Dari beberapa tokoh di atas, yang paling menginspirasi kisah hidupnya sendiri adalah Helen Keller. Kehidupan dan kata-kata beliau begitu banyak menginspirasi orang, terutama bagi orang-orang yang mengalami keterbatasan seperti dirinya sendiri.

Lalu, apa kata-kata mutiara yang bisa menginspirasi kehidupan anda? mari kita berbagi di sini ...

Saturday, May 11, 2013

BAHAN REFLEKSI: JIKA SEORANG ANAK HIDUP DENGAN

JIKA SEORANG ANAK HIDUP DENGAN
NN

Jika seorang anak hidup dengan kritik,
ia belajar mempersalahkan.

Jika seorang anak hidup dengan permusuhan,
ia belajar berkelahi.

Jika seorang anak hidup dengan ketakutan,
ia belajar menjadi gelisah.

Jika seorang anak hidup dengan belaskasihan,
ia belajar untuk merasakan kasihan pada dirinya sendiri.

Jika seorang anak hidup dengan kecumburuan,
ia belajar merasa bersalah.

Jika seorang anak hidup dengan keberanian,
ia belajar percaya diri.

Jika seorang anak hidup dengan toleransi,
ia belajar bersabar.

Jika seorang anak hidup dengan pujian,
ia belajar menghargai.

Jika seorang anak hidup dengan penerimaan,
ia belajar mencinta.

Jika seorang anak hidup dengan peneguhan,
ia belajar menyukai dirinya sendiri.

Jika seorang anak hidup dengan pengakuan,
ia belajar memiliki tujuan.

Jika seorang anak hidup dengan kewajaran,
ia mengerti apa itu keadilan.

Jika seorang anak hidup dengan kejujuran,
ia mengerti apa itu kebenaran.

Jika seorang anak hidup dengan aman,
ia belajar mempercayai dirinya dan orang-orang di sekitarnya.

Jika seorang anak hidup dengan persahabatan,
ia belajar bahwa dunia adalah suatu tempat yang baik untuk hidup.

 Maka, mulailah dari sekarang
untuk mendidik anak kita
menjadi lebih baik lagi

Saturday, May 4, 2013

Bahan Renungan dan Refleksi: Garam dan Telaga

Bahan Renungan dan Refleksi: Garam dan Telaga >>> Kisah yang akan dipaparkan berikut ini dapat kita kategorikan sebagai bahan renungan dan bahan untuk merefleksikan diri. Dengan memahami renungan sederhana ini, kita bisa belajar tentang bagaimana kita menghadapi suatu permasalahan dalam hidup, karna namanya manusia biasa, sudah wajar jika hidup itu naik dan turun, ada suka dan duka, ada tawa dan tangisan, dan ada penyesalan serta kebahagiaan. 

Kisah berikut ini juga bukanlah kisah baru, hanya saja saya tertarik untuk membaginya kepada saudara sekalian, karena saya pernah membawa renungan ini menjadi bahan refleksi pada sebuah diskusi doa dalam basis saya. Mari kita simak saja ceritanya ...


Bahan Renungan dan Refleksi: Garam dan Telaga

Once upon a time, Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air mukanya menampakkan kekosongan dan keruwetan hidup yang ia alami. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.

Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan.

"Coba. minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu.

"Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu. sambil meludah kesamping.

Pak Tua itu sedikit tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

Pak Tua itu kembali menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang dengan cara mengaduk- aduk dan terciptalah riak-riak air yang mengusik ketenangan telaga itu.

"Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah.Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi. "Bagaimana rasanya?".

"Segar", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi. "Tidak", jawab si anak muda.

Dengan bijak. Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu.

"Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Akan tetapi, kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."

Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat.

"Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."


Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

Sekian.

Yeah, terkadang kita selalu memandang sempit akan sebuah masalah atau perkara. KEtika kita menghadapi suatu masalah, kita mengkerdilkan sendiri diri kita dengan berfikir bahwa hanya inilah yang dapat saya lakukan, aku pasrah saja. Namun bukan itu yang kita mau, hati kita berkata lain. Maka lapangkanlah hati, buka hari selebar-lebarnya, sehingga masalah itu tampak lebih kecil dari pada semangat dan harapan dalam hati kita yang menggebu-gebu.

Cerpen Kisah Sedih Inspirasi: Mawar Untuk Ibu

Cerpen Kisah Sedih Inspirasi: Mawar Untuk Ibu >>> Kisah yang akan dipaparkan berikut ini bukanlah sebuah cerita baru, hanya sekedar ingin berbagi kepada saudara semua yang merasakan atau yang masih belum merasakan betapa berharganya ibu bagi kita. Kisah ini adalah kisah yang sangat menyentuh dan bisa menjadi bahan refleksi bagi kita sejauh mana kita sudah mencintai ibu kita.



Baiklah, kita mulai saja. Kisah ini dimulai oleh hadirnya Seorang pria yang berhenti di sebuah toko bunga. Ia rupanya ingin memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang ibu yang tinggal sejauh 250 km darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu menanyainya kenapa dan dijawab oleh gadis kecil,

"Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya cuma punya uang 50 sen Euro saja, sedangkan harga mawar itu 3 Euro."


Pria itu tersenyum dan berkata.

 "Ayo ikut. aku akan membelikanmu bunga yang kau mau."

Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirimkan ke ibunya.

Ketika selesai dengan semua transaksi dan hendak pulang ke rumah, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya,

"Ya tentu saja. Maukah anda mengantarkan ke tempat ibu saya?"

Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum. dimana lalu gadis kecil itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.



Melihat hal ini, hati pria itu menjadi trenyuh dan teringat sesuatu. Bergegas, ia kembali menuju ke toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya, la mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibunya.

(diadaptasi dari: Rose for Mama - C.W. McCall)

Lihat, sederhana namun sangat menyentuh hati. Sudah sering kita mendengar ungkapan, Penyesalan selalu di belakang. Yeah, memang benar. Terkadang, kita baru menyadari arti dari orang-orang disekitar kita ketika kita sudah kehilangan. Kita menajdi menyesal dan marah pada diri sendiri karena tidak mampu untuk membahagiakan mereka yang sudah meninggal.

Untuk itu, selagi masih ada waktu, gunakanlah waktu sebaik-baiknya untuk menunjukkan kasih dan sayang kepada Ibu kita, Ayah kita, saudara kita, kakek nenek kita, pacar kita, suami kita, istri kita maupun anak-anak serta sahabat-sahabat kita. Lakukanlah sekarang sebelum kata terlambat terucap di bibir kita.

Saturday, April 27, 2013

Puisi Sedih: Kasih, Maukah engkau kembali padaku?

Mentari pagi seakan enggan menyembul di bukit sana
Dengan malu-malu ia menampakkan  wajah simpatinya padaku
Perlahan sinarnya menerobos di sela-sela pohon
Membawa kehangatan sebagai pelipur lara yang sedih
Kok ia seperti tau bagaimana perasaanku

Sejenak kubiarkan sinarnya menyapu wajahku
Hingga beberapa saat kemudian kurasakan kulitku mulai hangat
Kupindahkan posisi dudukku
Dan kuarahkan pandanganku pada secarik kertas di tanganku

Di sana,
Di dalam surat itu terdapat kata-kata yang dalam
Surat yang pernah ditujukan padaku oleh seseorang yang mencintaiku
Kurapatkan dan kuteguhkan hatiku
Dan perlahan mulai kubaca kembali




Sejenak kenangan lama kembali menyeruak
Semakin dalam membawa aku dalam lamunan dan kenangan
Kenangan akan aku dan dia
Kenangan yang telah aku sia-siakan

Hari demi hari
Tahun demi tahun
Penantiannya tak jua sirna
Hingga waktu pun merenggut itu darinya

Kini kusadari,
Memang aku yang salah
Karna keegoisan hati yang menabuh kesenangan hidup sesaat
Kembali kurasakan lambaian tangannya yang dulu meminta digenggam
Namun sarat akan kepedihan hati yang tercabik
Karna tak jua kugapai genggaman itu

Lalu aku tersadar,
Memang semua itu salahku.

Kini dia ingin bersama yang lain
Karena lelah menunggu balasan cintaku yang masih kekanakan
Haruskah aku memperjuangkannya kembali?
Haruskah aku merangkulnya kembali?

Aku tak tau lagi harus berbuat apa
Serasa duniaku gelap tanpa dia
Sepertu tanah gersang tak bertuan
Menunggu hari terakhir siraman air hujan
Yang tak terasa mengalir di pelupuk mataku

Kasih,
Maukah engkau kembali padaku?


Di Pembaringan Sepi
Andrew Geoffrey Malino
Minggu, 28 April 2013

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...