Saturday, October 29, 2011
JODOHKU TULANG RUSUKKU ADA DIMANA?
Adalah suatu impian sekaligus juga kekhawatiran …
Apakah orang ini sungguh-sungguh jodohku?? Apakah orang yang kuimpikan itu
sungguh-sungguh ada dan jika ia memang ada, bagaimana aku mengetahuinya?
Untuk menjadi yakin bahwa kita diciptakan bagi satu sama lain,
kita perlu meluangkan waktu untuk mengenal satu sama lain dengan baik. Kita
perlu saling berbagi secara mendalam dab menerima kenyataan bahwa dia berbeda
dariku. Juga baiklah kiranya mendiskusikan bersama beberapa pertanyaan seperti:
Apakah kita akan mampu untuk saling mencintai sepanjang hidup kita? Apakah kita
akan mampu menghadapi kesulitan-kesulitan hidup bersama-sama? Apakah kita cukup
mencintai satu-sama lain untuk bisa mengatasi kekurangan-kekurangan kita
masing-masing? Mengenali permasalahan-permasalahan ini akan memungkinkan kita
untuk mengambil suatu keputusan yang bebas: Ya, bersama dialah aku ingin
melewatkan seluruh sisa hidupku, memiliki anak-anak dan membangun sebuah
keluarga. Sehingga pilihan untuk membuat komitmen yang total dan pasti itu
dilandasi oleh kepercayaan penuh dan harapan.
Hal lain yang penting untuk disadari adalah kebebasan untuk
mengakhiri suatu hubungan dengan seseorang karena kita menyadari bahwa
bagaimanapun, kita tidak diciptakan untuk satu sama lain, bahwa kita tidak akan
bisa mengatasi perbedaan-perbedaan dalam temperamen, budaya ataupun usia, atau
bahwa kita tidak dapat menerima keterbatasan-keterbatasan calon pasangan kita,
dsb. Pilihan ini harus dapat diambil tanpa harus dipengaruhi oleh
pemikiran-pemikiran seperti: “aku sangat ingin menikah dan mempunyai anak-anak”,
“Segalanya akan berjalan lancar setelah kami menikah” atau, “Orangtuaku sangat
menyukainya”. Kita juga harus hati-hati dengan tidak membiarkan diri kita
ditekan oleh masyarakat atau keluarga, tidak mengidolakan pasangan, atau menjadi
saling tergantung secara fisik dan emosi. Ini dapat terjadi tanpa kita sadari.
Sesungguhnya, keputusan ini adalah suatu komitmen atas seluruh
hidup kita, sebagaimana juga hal ini merupakan komitmen dari pasangan kita dan
anak-anak yang akan dilahirkan kelak. Itulah sebabnya mengapa kita dapat
mengatakan bahwa pernikahan bukan hanya merupakan awal dari suatu hidup bersama,
tapi juga merupakan suatu akhir dari jalan panjang yang kita jalani bersama yang
membuat kita menyadari bahwa kita memang diciptakan untuk satu sama
lain.
CINTA DATANG DARI DALAM HATI KITA
Pada saat kita melihat dua orang yang sepertinya
begitu saling mencintai, kita sering berpendapat bahwa hal tersebut normal –
normal saja karena mereka mempunyai banyak kesamaan. Misalnya mereka punya
kesukaan yang sama atau mereka sekolah di sekolah yang sama atau apalah. Dengan kata
lain sepertinya kita dapat menerangkan bahwa kasih antara orang – orang tersebut
selalu terjadi karena ada suatu kaitan yang mampu mendekatkan mereka atau karena
ada alasan tertentu misalnya : “aku mecintai dia karena dia ganteng” atau “Apa
yang aku suka dari dia adalah selera humornya “ atau “ Dia punya hati yang
baik” atau “ kita memang pasangan serasi “
Walaupun demikian apa yang rasanya sudah dapat
diterangkan sebetulnya tidak menerangkan apapun. Banyak orang lain yang ganteng
atau berhati baik atau punya selera humor yang baik, namun mengapa dia?.
Sebenarnya ada sesuatu tentang cinta yang tetap
menjadi sebuah misteri. Kita tidak dapat sungguh – sungguh menerangkan atau
memaksakan atau bahkan meramalkannya . Sebab cinta datang dari kedalaman diri kita.
Cinta sejati tidak bergantung pada kualitas
seseorang . Sebab kalau demikian maka cinta tersebut akan ada batasnya.
Kemampuan untuk melangkah melampaui sekedar “rasa tertarik” dapat menjadi ujian
yang baik dari dalam atau tidaknya sebuah hubungan yang seharusnya mengikut
sertakan seluruh jati diri kita.
Lalu .... mengapa dia ..... Satu – satunya
“penerangan” yang sesungguhnya adalah bahwa “karena dia adalah dia “
KEBAHAGIAAN DENGAN PASANGAN YANG TERIKAT, MUNGKINKAH?
KEBAHAGIAAN APAKAH MUNGKIN ….. BERSAMA DENGAN PRIA ATAU WANITA YANG
TIDAK BEBAS ?
Kita sering berkata bahwa kasih tidak dapat
dipaksakan. Lalu jika saya tertarik pada seseorang yang masih terikat ? Apakah
kebahagiaan seharusnya lebih penting daripada norma – norma sosial?
Dalam kasus yang demikian, adalah lebih baik jika
ketertarikan tersebut tidak berkembang menjadi nafsu. Kasih seharusnya bukanlah
sesuatu yang ditaruh karena takdir yang membabi buta . Selalu ada saat dimana
kita dapat memilih.
Dia yang sudah menikah dan berusaha menggoda lawan
jenisnya, apakah anda percaya bahwa orang seperti itu dapat memberi kasih yang
sejati? Sedangkan dari pihak saya, apakah saya berhak untuk memporak
porandakan sebuah perkawinan, sebuah keluarga dan memberi penilaian dengan
mengatakan: “ Ia tidak bahagia hidup bersama suami/istri nya” Berapa harga
penderitaan dari anak – anak mereka yang harus dibayar jika saya meneruskan
rencana saya dan apa yang dapat saya janjikan kepada anak – anak tersebut?.
Selalu banyak penderitaan didalam jalinan cinta
dimana yang seorang atau kedua–duanya masih terikat. Banyak tindakan yang
harus dilakukan agar supaya hubungan yang dari awal sudah tidak benar tersebut
dapat terlihat baik dimata orang lain atau bahkan dimana diri kita sendiri. Hati kita menginginkan lebih dari sekedar kebahagiaan semu dimana masa depan
dipertaruhkan.
HOMOSEKSUAL, SAH ATAU TIDAK?
DUA ORANG BER JENIS KELAMIN SAMA SALING
MENCINTAI, APAKAH HAL ITU SAH ..?? - Sangatlah penting untuk membedakan antara persahabatan dan
perasaan cinta. Sudah jelas akan adanya persahabatan antara dua orang pria atau
dua orang wanita. Sahabat sejati adalah sebuah hadiah yang sangat berharga.
Kita bicara tentang homoseksual pada saat terjadi perasaan cinta
dibarengi dengan keinginan seksual antara dua orang yang berjenis kelamin sama.
Tujuan kita sekarang bukan untuk mempelajari mengapa dan bagaimana itu bisa
terjadi, namun hanya sekedar menggaris bawahi beberapa poin penting :
- Kita berada dalam dunia yang menghapus perbedaan. sebagian berpendapat bahwa homoseksualitas adalah baik dan dapat menjadi alternatif dari heteroseksual ( hubungan antara pria dan wanita). Itu bukanlah kebenaran. Kebenaran adalah bahwa Allah menciptakan manusia PRIA dan WANITA secara berbeda agar supaya mereka dapat saling melengkapi (termasuk dalam hal seksualitas) dan persatuan antara Pria dan wanita dapat menghasilkan kehidupan yang lain. Siapapun kita, sangat penting untuk mencari mana yang benar. Mempunyai hati yang lurus.
- Diluar kelompok homoseksual yang sedang berusaha mencari jalan pengakuan publik atas budaya dan gaya hidup mereka , sesungguhnya homoseksualitas pada umumnya adalah situasi yang dipilih orang. Mereka mengalami hal tersebut sebagai satu penderitaan . Malu dan rendah diri sering bercampur aduk dengan kekuatiran (Apakah aku tidak normal …?? Seperti apa masa depan yang aku punya …???) Mereka merasa bersalah, merasa berbeda dengan orang lain dan tidak mau berhubungan . Kekuatiran yang terus menerus dapat membuat seseorang menjadi tidak stabil. Dan mereka berakhir dengan pikiran bahwa tidak ada yang bia menyembuhkan , tidak ada masa depan dan tidak ada harapan bagi mereka .
- Ada orang yang mempunyai kecenderungan homoseksual permanen (dimana dia hanya bisa tertarik dengan kelamin sejenis) yang tidak tahu berasal darimana namun sudah mengakar pada diri orang tersebut . hal itu dapat tetap menjadi kecenderungan yang kadang – kadang cukup kuat namun tanpa konsekuensi . Ini adalah transisi dari homoseksualitas yaitu titik balik , sebab jika dibiarkan mereka akan masuk ke lingkaran dan campur aduk antara ‘rasa bersalah” disatu pihak dan “keterlibatan” dilain pihak .
- Kita tidak bertanggung jawab atas perasaan atau insting kita, namun kita bertanggung jawab atas tindakan kita. Kita tidak perlu merasa bersalah atas kecenderungan kita yang buruk, namun bertindak berdasarkan kecenderungan yang buruk itulah yang salah. Tindakan yang salah tidak dapat ditutupi dan mengatakan sebaliknya. Tapi tindakan yang salah bukan berarti orang yang melakukannya adalah orang – orang yang buruk. Siapa yang dapat menghakimi sesamanya ..?
- Selalu ada harapan karena kita adalah mahluk dengan kehendak bebas. kita bisa saja berada dalam kesulitan besar, namun kita tidak perlu memihak kepada kesulitan tersebut. keberadaanku tidak dapat dikurangi karena kecenderungan atau kebiasaan yang ada. AKU tidaklah sama dengan kecenderungan yang ada didalamku.
KEBAHAGIAAN, APAKAH HANYA UNTUK PASANGAN SUAMI ISTRI SAJA?
Perkawinan bukanlah satu–satunya konteks dimana
kita dapat mewujudkan kapasitas untuk mencintai. Persahabatan dan pemberian
diri juga merupakan ekspresi dari kasih.
Terkadang orang yang belum mengerti arti kebahagiaan itu mengatakan bahwa hanya dengan menikah maka ia akan memperoleh kebahagiaan. sebenarnya pernyataan ini sungguh salah. semua manusia memiliki caranya sendiri untuk mendapatkan kebahagiaan, bahkan ada yang bahagia dengan hidupnya yang menyendiri, jauh dari gangguan dunia luar.
Terkadang orang yang belum mengerti arti kebahagiaan itu mengatakan bahwa hanya dengan menikah maka ia akan memperoleh kebahagiaan. sebenarnya pernyataan ini sungguh salah. semua manusia memiliki caranya sendiri untuk mendapatkan kebahagiaan, bahkan ada yang bahagia dengan hidupnya yang menyendiri, jauh dari gangguan dunia luar.
Ada banyak pria dan wanita yang memutuskan untuk
tidak menikah, bukan karena mereka menghindar atau menolak untuk menikah, namun
karena mereka merasakan panggilan yang lebih khusus. Misalnya para imam,
biarawan dan biarawati. Mereka menjadi saksi bagi dunia bahwa kasih Allah
melebihi segalanya dan bagi mereka itu sudah cukup.
Ada juga para pria dan wanita yang terlibat di
bidang ilmu pengetahuan, politik, sosial dan banyak bidang pelayanan lainnya,
dimana mereka sungguh – sungguh memberikan diri secara total dalam pelayanan
mereka dan menemukan kebahagiaan mereka disana.
Keputusan tidak menikah bagi Allah adalah sebuah
panggilan khusus. Mereka yang menjawab panggilan tersebut menjalankan hidup
mereka dengan kebahagiaan yang penuh dan sempurna.
Bagaimanapun ada juga orang – orang tertentu yang
ingin menikah, namun ternyata sampai saat ini mereka tetap sendiri. Hal tersebut
memang sulit. Namun bagi setiap orang tersedia jalan menuju kebahagiaan. Mungkin
membutuhkan waktu untuk menemukannya namun jalan itu ada. Sering jalan tersebut
dapat ditemui melalui kemurahan hati dan dan keterbukaan terhadap orang lain.
Thursday, October 13, 2011
Puisis Cinta: I FINALLY FOUND YOU | Akhirnya Ku Menemukanmu
Dear, ...
I tried hard to look for you
But I didn't
And even, I almost gave up
For you were so far away of my thought
I sailed over seven seas
I flew to foreign countries
I fell in crowded people
Who didn't care of me
I sent my prayers
I shouted on the hills in romantic words
And I cried sadly
For I couldn't find you
But now my dear
I finally found you
You stepped up in front of me
By giving your beautiful smile
And I felt in love at the first sight
I was Speechless
Because, I finally found you
My soulmate ...
I tried hard to look for you
But I didn't
And even, I almost gave up
For you were so far away of my thought
I sailed over seven seas
I flew to foreign countries
I fell in crowded people
Who didn't care of me
I sent my prayers
I shouted on the hills in romantic words
And I cried sadly
For I couldn't find you
But now my dear
I finally found you
You stepped up in front of me
By giving your beautiful smile
And I felt in love at the first sight
I was Speechless
Because, I finally found you
My soulmate ...
BATAS-BATAS PACARAN | SAMPAI DIMANAKAH BATASAN PACARAN?
PACARAN: DIMANAKAH BATASNYA? - Jatuh cinta pada seseorang sungguh
merupakan pengalaman yang sungguh indah. Pandangan sekilas saja sudah
membuat kita seketika merasakan getaran lembut dalam hati dan daya
tarik fisik yang amat kuat. Kebahagiaan yang kita temukan hanya karena
berada didekatnya membuat kita ingin mengalaminya terus menerus dan
masuk lebih jauh dalam hubungan itu.
Kalau suatu pasangan yang telah terikat dalam suatu hubungan telah mengalami berbagai macam ekspresi cinta, apakah mereka masih dapat melihat dengan jelas perasaan mereka yang sebenarnya?
Tapi suatu hari, Eric menjelaskan bahwa itu semua tidak cukup lagi baginya. Dia ingin lebih. Perkataanya memukulku bagai palu. Benar bahwa setiap orang di sekitar kami melakukannya. Tapi saya tidak dapat menurutinya , itu bertentangan dengan iman saya , dengan keluarga saya . Akhirnya saya bawa dalam doa agar dia mengerti apa yang ada dalam hati saya. Namun Eric sama sekali tidak mau tahu dan hubungan kami makin lama makin buruk. Saya tidak dapat memutuskan untuk meninggalkannya karena saya takut . Takut terhadap kesepian dan takut karena tidak mempunyai seseorang yang mencintai saya lagi. Ia menyalahkan keyakinan iman saya dan menceritakannya ke orang – orang lain.
Saya ingat suatu hari seorang gadis datang pada saya hanya untuk mengatakan : “ Aku rasa Eric cukup berani untuk tetap pacaran dengan kamu. Kamu ngga bisa terus – terusan seperti itu . Yang kamu perlu lakukan Cuma minum pil anti hamil , itu aja . “
Hal ini berlanjut terus sampai tahun berikutnya . Hingga akhirnya saya tidak sanggup lagi untuk melanjutkan . Kita putus sampai disitu . Saya merasakan kesepian yang sangat karena saya tidak berani bertemu dengan teman – teman lama .
Namun beberapa bulan berikutnya saya bertemu Alexis. Cukup cepat kami merasakan ada perasaan tertarik . Ternyata perasaan tersebut serius , kami bertunangan dan saat ini mempersiapkan perkawinan .
Berpegangan tangan dan berciuman
pun menjadi satu tindakan yang besar. Tindakan cinta dan kelembutan
mengikat kita satu sama lain. Setiap tindakan mengandung arti, apapun
perasaan-perasaan yang mendasarinya. Itulah sebabnya kita harus
mempertimbangkan apakah tindakan-tindakan itu berarti sama bagi kita
berdua. Apakah motivasi dari tindakan itu adalah cinta ataukah
keinginan akan kesenangan, atau kebutuhan akan kelembutan? Apakah
tindakan-tindakan itu mengikat kita satu sama lain lebih dari yang kita
sadari?
Kalau suatu pasangan yang telah terikat dalam suatu hubungan telah mengalami berbagai macam ekspresi cinta, apakah mereka masih dapat melihat dengan jelas perasaan mereka yang sebenarnya?
Memperhatikan reaksi dan perasaan
orang lain menjadikan kita lebih lembut dan peka. Tambahan lagi, kita
perlu melatih kesabaran sampai pada tingkat tertentu. Banyak perkawinan
gagal karena suami istri tidak meluangkan waktu untuk saling mengenal.
Untuk saling memilih dengan kebebasan penuh, orang perlu mengenal
bagaimana orang lain itu sesungguhnya.
Godaan sering datang, khususnya
dalam suatu hubungan jangka panjang, yang semakin hari menjadi semakin
intim. Apa yang membuat kita bertahan dalam situasi ini? Apakah
keinginan untuk mengekspresikan kasih kita? Apakah kerinduan kita satu
sama lain, atau apakah cinta yang mendalam? Bila kita benar-benar
tertarik satu sama lain, dan kita merasakan cinta yang sesungguhnya,
bukankah ini waktu yang tepat untuk mempertimbangkan perkawinan?
“Dalam masyarakat dimana iklan-iklan dan slogan penuh dengan kata-kata “dalam sekejap”, “segera” dan dimana setiap orang menginginkan “segala sesuatu dalam sekejap”, ingatlah bahwa untuk membangun hubungan suami-istri dibutuhkan waktu, dan bahwa ujian cinta itu terdapat dalam kesetiaan terhadap komitmen yang mengatasi waktu. “
Paus Yohanes Paulus II kepada muda-mudi di Mauritius, 15 Oktober 1989
Pengalaman Pribadi
Tekanan terhadap cinta
Seperti gadis-gadis lain,
pada usia 16 atau 17 tahun, saya memimpikan pria ‘ideal’. Suatu hari
saya bertemu Erick dan segalanya menjadi indah. Hubungan kami segera
menjadi erat. Kamis satu kelas, jadi kami bertemu setiap hari. Di sore
hari, kami ngobrol berjam-jam membicarakan diri kami sendiri dan gosip
terakhir di kelas. Pendeknya segalanya berjalan menyenangkan.
Tapi suatu hari, Eric menjelaskan bahwa itu semua tidak cukup lagi baginya. Dia ingin lebih. Perkataanya memukulku bagai palu. Benar bahwa setiap orang di sekitar kami melakukannya. Tapi saya tidak dapat menurutinya , itu bertentangan dengan iman saya , dengan keluarga saya . Akhirnya saya bawa dalam doa agar dia mengerti apa yang ada dalam hati saya. Namun Eric sama sekali tidak mau tahu dan hubungan kami makin lama makin buruk. Saya tidak dapat memutuskan untuk meninggalkannya karena saya takut . Takut terhadap kesepian dan takut karena tidak mempunyai seseorang yang mencintai saya lagi. Ia menyalahkan keyakinan iman saya dan menceritakannya ke orang – orang lain.
Saya ingat suatu hari seorang gadis datang pada saya hanya untuk mengatakan : “ Aku rasa Eric cukup berani untuk tetap pacaran dengan kamu. Kamu ngga bisa terus – terusan seperti itu . Yang kamu perlu lakukan Cuma minum pil anti hamil , itu aja . “
Hal ini berlanjut terus sampai tahun berikutnya . Hingga akhirnya saya tidak sanggup lagi untuk melanjutkan . Kita putus sampai disitu . Saya merasakan kesepian yang sangat karena saya tidak berani bertemu dengan teman – teman lama .
Namun beberapa bulan berikutnya saya bertemu Alexis. Cukup cepat kami merasakan ada perasaan tertarik . Ternyata perasaan tersebut serius , kami bertunangan dan saat ini mempersiapkan perkawinan .
Blandine
BAGAIMANA PRIA DAN WANITA HIDUP DALAM PERBEDAAN?
BAGAIMANA PRIA DAN WANITA HIDUP DALAM PERBEDAAN? - Perbedaan antara pria dan wanita
merupakan suatu anugerah atau karunia dari Tuhan. Adanya perbedaan ini
memungkinkan kita bertemu, mencintai, dan mendukung satu sama lain di
dalam kehidupan.
Taken From:
50 questions sur l'amour et la vie
Setiap sel kehidupan di dalam
tubuh kita dibedakan antara jenis kromosom pria atau wanita. Perbedaan
tersebut terlihat di dalam seluruh kehidupan manusia: bentuk tubuh,
perasaan, cara berpikir, termasuk segi kerohanian kita. Jika perbedaan
itu tercakup dalam diri kita yang masing-masing telah memiliki karakter
individu yang berbeda, akan menyebabkan perbedaan cara pandang dan
reaksi antara pria dan wanita.
Semua perbedaan tersebut dapat
menimbulkan kesalahpahaman yang menyebabkan sulitnya memelihara
hubungan antara pria dan wanita. Seperti misalnya, seorang gadis
mungkin lebih mudah menunjukkan sikap yang lemah lembut dan penuh kasih
kepada siapapun termasuk kepada teman-teman prianya, sedangkan seorang
laki-laki lebih sering melakukannya hanya sebagai ungkapan cinta
kepada kekasihnya. Demikian juga halnya dengan penampilan; seorang
laki-laki pada umumnya akan menilai sesuatu berdasarkan penampilan
luarnya, misalnya menurut laki-laki, keinginan seseorang tersirat dari
pakaian yang dikenakannya. Bagi seorang wanita, pakaian yang berkesan
terbuka belum tentu mencerminkan suatu keinginan yang tidak baik.
Namun, di lain pihak, ungkapan perasaan atau sanjungan terhadap seorang
wanita akan lebih menyenangkan hatinya. Semua itu memperlihatkan irama
kehidupan seorang pria dan wanita, dimana seorang wanita lebih
dipengaruhi oleh kondisi fisik tubuhnya, yang berbeda dan dapat
menimbulkan kesalahpahaman.
Di balik semua masalah itu, dengan
mengetahui perbedaan-perbedaan tersebut, kita sebenarnya akan lebih
baik dalam memahami diri kita sendiri dan dapat menemukan kualitas
serta keunikan masing-masing. Namun, semua ini membutuhkan suatu proses
yang harus dipelajari dan dijalani.
Dalam hal ini, niat yang
sungguh-sungguh dan kadang-kadang pengendalian diri sangat diperlukan.
Sementara itu, kita seringkali memiliki tujuan hidup yang tidak jelas
atau bersifat kekanak-kanakan. Misalnya, sikap berpura-pura menyukai
seseorang, yang dapat dijadikan cara untuk menguji apakah kita memiliki
kecenderungan mempermainkan seseorang “seperti yang dilakukan orang
lain pada umumnya”.
Bagaimana caranya kita dapat
mengetahui motivasi kita yang sesungguhnya? Ada beberapa cara untuk
mengetahuinya. Pertama, kita dapat berusaha menemukannya melalui cara
berpikir yang sungguh-sungguh murni. Kedua, dengan mencari cara yang
tepat bagi diri kita dalam berperilaku agar kita merasa bahagia dan
tampak menarik. Selain itu, kita dapat berusaha memilih apa yang kita
baca dan bagaimana cara kita mengisi waktu luang, serta mengembangkan
hal-hal yang terbaik untuk diri kita.
Suatu hal yang kurang bijaksana
jika kita membiarkan diri kita dituntun oleh perasaan-perasaan yang
muncul secara spontan. Kedisiplinan pribadi yang mendasari sikap hidup
kita, tidak bertentangan dengan prinsip persahabatan, melainkan justru
mempersiapkan diri kita menuju cinta sejati yang tidak dipengaruhi oleh
sikap berpura-pura, khususnya dalam hubungan antara pria dan wanita.
Taken From:
50 questions sur l'amour et la vie
BAGAIMANA CARANYA TETAP SALING MENCINTAI DIUSIA 90-AN?
SANGGUPKAH KITA TETAP SALING MENCINTAI DI SAAT KITA TELAH MENCAPAI USIA 90-AN? - Pada masa sekarang ini, dimana tawaran hidup dan pilihan terpampang luas, maka pertanyaan yang muncul adalah dapatkah saya dan pasangan saya bisa bertahan dan tetap saling mencintai hingga maut memisahkan kita? untuk menjawab ini, mari kita simak bagaimana pasangan-pasangan yang dimerdekakan dalam kasih mampu bertahan dalam cinta mereka hingga berusia lanjut.
Marcel:
Kami masing-masing telah berusia 89 dan 90 tahun, kami menikah pada tahun 1925, dan kami tetap saling mencintai! Bagaimana hal ini dapat terjadi? Saya akan memberitahukan caranya, yang sesungguhnya lebih mudah dari perkiraan kita: semuanya tergantung pada konsep tentang cinta. Mencintai adalah membahagiakan orang yang dicintai. Hal ini mungkin terdengar egois! Keinginan apapun yang mungkin menjadi penghalang kebahagiaan pasangan kita, harus dijadikan pertimbangan kedua. Jika kita melakukan segala sesuatunya untuk kebahagiaan pasangan kita, tidak akan ada alasan yang dapat menyebabkan hubungan kita berakhir.
Georgette:
Tentu saja hal ini membutuhkan penyangkalan diri yang seringkali sulit dilakukan. Sesuatu yang dipertanyakan oleh salah seorang di antara pasangan juga dapat menjadi sumber konflik. Bagi kami, kesepakatan dalam perkawinan telah diketahui satu sama lain untuk masalah-masalah yang penting, seperti: kehidupan rohani, konsep hidup berkeluarga, pendidikan anak, pergaulan dengan teman-teman, dan lain-lain. Adanya kesepakatan ini secara otomatis dapat menghindarkan pasangan dari masalah-masalah besar. Sementara itu, masalah-masalah sederhana dalam hidup sehari-hari tetap ada dan selalu dapat kami selesaikan setiap saat kami menghendakinya.Dalam hal ini, keterbukaan sangat penting: kita harus dapat mengungkapkan segala sesuatu kepada pasangan kita, menyatakan apapun tanpa ditunda, termasuk semua hal yang mungkin tidak biasa kita rasakan, dan mempunyai keinginan untuk mencari jawabannya yang memberi kepuasan bagi kita berdua. Sikap berdiam diri bukan merupakan suatu jawaban.
Marcel:
Mungkin ada pertanyaan tentang bagaimana kita dapat membahagiakan pasangan kita? Jawabannya juga sangat sederhana. Kita harus memelihara sikap yang mengungkapkan rasa kasih kepada pasangan kita. Buatlah setiap peristiwa sebagai kesempatan untuk memperhatikan pasangan. Kita harus memiliki keinginan yang sungguh-sungguh untuk bersikap demikian, karena sikap yang penuh kasih dan lemah lembut merupakan kebiasaan yang menjadi dasar sikap hidup yang lain. Di samping itu, jika kita dapat memberi selingan humor dalam hubungan kita, berarti kita telah memiliki suatu cara semacam resep yang tidak akan gagal! Kami telah mengalami masa-masa sulit, seperti orang lain. Bukan hanya soal menjalin hubungan dengan pasangan, tetapi juga menyangkut aspek lain dalam kehidupan bersama, seperti: di saat kami harus berpisah demi alasan profesi, sehingga selama itu kami hanya dapat saling mengirim surat setiap hari; masalah istri yang sakit dan tidak dapat melakukan aktivitas selama empat bulan setelah melahirkan anak kami yang ketiga; peperangan yang memisahkan kami hingga dua kali berturut-turut – dan selama itu surat-menyurat tidak dapat dilakukan, selain dua lembar postcard dalam satu bulan berisi berita yang tidak menyenangkan – juga masalah kegagalan usaha yang saya alami, dan lain-lain. Namun, menurut kami, masa-masa sulit tidak pernah mengancam hubungan kami berdua. Sebaliknya, masalah-masalah tersebut justru semakin mempererat hubungan kami.
Georgette:
Bagi kami, salah satu sumber yang paling utama sebagai tali pemersatu kami berdua adalah anak-anak kami. Bahkan saat ini, cucu dan cicit juga mempersatukan hubungan kami. Mereka merupakan tempat curahan pikiran dan cinta kami.
Marcel:
Setelah 67 tahun, cinta kami telah tumbuh dengan mantap. Saat ini, apa yang kami rasakan berbeda dengan kegembiraan ketika pertama kali berjumpa, atau dengan perasaan cinta pada masa awal pernikahan kami. Namun demikian, perasaan cinta itu tidak berkurang. Bahkan sebaliknya, saya dapat mengatakan bahwa hari demi hari perasaan itu diperkaya oleh semua yang telah kami alami bersama dalam hidup, oleh semua kenangan yang kami bagikan di antara kami berdua, dan oleh pengertian yang sungguh-sungguh antara satu dengan yang lainnya.
Georgette:
Apakah kita diciptakan untuk pasangan kita? Saya tidak mengetahui apakah pernyataan berikut ini cukup tepat sebagai jawabannya. Saya percaya bahwa kami berdua masing-masing diciptakan untuk yang lainnya. Kami bertumbuh bersama-sama satu dengan yang lain. Kami berdua memiliki jalan hidup yang baik. Kami tetap hidup dan tidak menderita akibat penyakit yang parah karena usia tua; saya hanya tidak dapat melihat dengan jelas dan suami saya tidak dapat mendengar dengan baik. Namun, seperti dikatakan oleh seorang teman: “Kalian berdua sudah sangat menyatu sehingga secara bersamaan kalian tidak membutuhkan lebih dari dua mata dan dua telinga!”
BAGAIMANA MENGATASI PERTENGKARAN DAN KONFLIK KEHIDUPAN?
BAGAIMANA JIKA TERJADI PERTENGKARAN … DAN KONFLIK? - Apa pendapatmu tentang sepasang
suami-istri yang tidak saling bertegur-sapa? Apakah kamu akan berpikir
siapa di antara keduanya yang telah menyakiti pasangannya?
Karena keberangkatan kami terlambat, suamiku mulai memaksakan kami untuk berkemas: dengan tergesa-gesa semua koper dan jaket dimasukkan ke dalam mobil dan tidak ada waktu bagiku untuk memeriksa segala sesuatu yang mungkin tertinggal.
- Sesuatu yang luar biasa tentang hubungan antara pria dan wanita adalah perbedaan kebiasaan pada saat melakukan pendekatan, yang sebenarnya dapat saling memperkaya jika mereka bersedia meluangkan waktu untuk saling mendengarkan dan mencoba mengerti satu sama lain. Pembicaraan tentang perbedaan pandangan, bahkan adanya diskusi-diskusi yang menarik, dapat membantu tumbuhnya rasa cinta yang menuju pada saling pengertian yang lebih baik.
- Tentu saja, kadang-kadang kita sangat bersikeras dengan pendapat kita dan ingin memaksakannya kepada orang lain; dalam kondisi demikian kita sama sekali belum siap untuk mendengarkan orang lain. Sehingga terjadilah konflik … yang tidak akan menjadi hal yang serius jika tidak terdapat sindiran-sindiran atau komentar-komentar yang bersifat menghakimi. Komentar dan sindiran itu yang tampaknya tidak merusak hubungan, dapat menyakiti orang lain, karena semuanya merupakan ungkapan yang tidak menghormati perasaan orang lain. Sementara kita menanggapi komentar atau sindiran tersebut menurut kepribadian masing-masing yang berbeda: ada yang menanggapinya dengan kemarahan, ada yang menutup diri dengan sikap diam dan memendam perasaan sakit hati, atau ada yang membalas dengan ungkapan yang juga menyakitkan. Dalam hal ini cinta dapat mengakibatkan peperangan jika… rasa takut, tidak percaya, dan benci berusaha mengambil alih perasaan cinta tersebut. Sikap memendam rasa sakit hati atau tidak berkenan membuka diri, dan selalu mengingat perbedaan pendapat di antara kita merupakan sikap yang meracuni perasaan cinta di dalam hati kita.
- Bagaimana cara mengatasinya? Kita harus
memutuskan untuk menangkal perasaan yang tidak baik dan menghentikan
kebiasaan lepas kendali akibat khayalan-khayalan di dalam diri kita.
Keputusan untuk kembali mencintai, membuka hati, menerima seseorang
seperti apa adanya, memperhatikan orang lain dengan cara melihat yang
baru: inilah yang disebut sikap memaafkan. Hal ini mungkin tidak
tercatat di masa lampau sebagai peristiwa yang pernah terjadi, tetapi
daripada melihat masa lalu lebih baik memulainya lagi dengan harapan
dan semangat yang baru. Seperti kata seorang suami kepada istrinya,
“Aku meminta kamu memaafkan aku selama aku tidak memintanya sejak kita
menikah.” “Kami seolah-olah kembali menjadi pengantin baru,” sang istri
menceritakannya kepada kami. “Kami menemukan kehidupan kami kembali.”
Dalam kehidupan kita, sering terjadi konflik. Namun, melalui sikap memaafkan, kita akan mampu menghindari perbedaan-perbedaan yang dapat mematikan perasaan cinta kita dan sebaliknya justru mengarahkannya sebagai faktor yang dapat menunjang berkembangnya perasaan cinta tersebut.
Pengalaman Pribadi
Hari itu bertepatan dengan
perayaan Natal. Kami diharapkan hadir di rumah Keluarga Jim, suami saya
yang berjarak 150 km dari rumah kami untuk acara makan malam dalam
perayaan tersebut. Rencananya, kami akan bermalam di sana sebelum
menitipkan anak-anak kami tinggal bersama keluarga itu, sehingga kami
dapat pergi jauh untuk menikmati hari-hari kami berdua.
Karena keberangkatan kami terlambat, suamiku mulai memaksakan kami untuk berkemas: dengan tergesa-gesa semua koper dan jaket dimasukkan ke dalam mobil dan tidak ada waktu bagiku untuk memeriksa segala sesuatu yang mungkin tertinggal.
Ketika siang
hari tiba, anak-anak hendak bermain di luar rumah. Saat itu suasana di
luar rumah bersalju dan udara sangat dingin: aku hendak memberikan topi
dan sarung tangan kepada mereka, tetapi tidak dapat kutemukan. Aku
menyuruh anak-anak menanyakannya kepada ayah mereka. Suamiku mengatakan
ia tidak melihat topi dan sarung tangan di antara barang-barang bawaan
pada waktu ia memasukkannya ke dalam mobil. Aku tidak mempercayainya
dan mulai marah: aku berpikir, tentu saja seperti biasanya ia selalu
melupakan sesuatu setiap kali ia harus memasukkan barang-barang bawaan
dan pergi dengan terburu-buru! Pertengkaran terjadi di depan mata
seluruh keluarga dan suamiku pergi sambil membanting pintu!
Aku mengeluh
pada diriku sendiri: hal seperti ini selalu terjadi, ia tidak pernah
memperhatikan segala sesuatu, ia tidak memikirkan orang lain, dan
sekarang anak-anak kami yang malang itu harus bermain dengan tangan
mereka yang kedinginan! Aneh, ia tidak melihatnya di antara
barang-barang kami … mungkin topi dan sarung tangan itu ada di sini …
mungkin aku menyimpannya di dalam salah satu koper … aku berlari menuju
salah satu koper, kemudian menuju koper yang lain, dan akhirnya aku
berkesimpulan topi dan sarung tangan tersebut ternyata tidak kumasukkan
ke dalam koper! Aku yakin sudah memasukkannya!! Tetapi aku tidak dapat
memungkirinya, aku yang telah berbuat salah! Perasaan bersalah
menghantui diriku. Aku ingin meminta maaf, tetapi aku takut. Bagaimana
jika Jim bersikeras tidak memaafkan aku?
Dengan penuh
harapan, aku menunggu sampai ia kembali. Ketika ia masuk, aku
menghampirinya dan berkata: “Aku ingin kamu memaafkan aku…” Aku tidak
mengatakan hal lainnya. Jim menatapku dan berkata: “Aku memaafkanmu.”
Kami berdua dipulihkan kembali dengan perasaan lega dan gembira; dan
kami terlihat seperti sepasang remaja yang sedang kasmaran.
Saudara-saudara kami tidak mengerti atas semua kejadian ini, tetapi
kami baru saja dihidupkan lagi oleh perasaan yang mendalam dari ucapan
“ya” yang kami ucapkan pada hari pernikahan kami.
Taken From:
50 questions sur l'amour et la vie
Taken From:
50 questions sur l'amour et la vie
MEMASTIKAN SUNGGUH MENCINTAI SESEORANG
BAGAIMANA CARA MEMASTIKAN BAHWA KITA SUNGGUH-SUNGGUH MENCINTAI SESEORANG? - Berdasarkan pengalaman, kita sering mengalami
kesulitan pada saat harus mengambil keputusan yang pasti. Kita sering
tidak dapat mengetahui dengan jelas. Pada setiap kejadian, kita sulit
memastikan diri sendiri atau perasaan kita sendiri dan harus tergantung
pada bukti atau tanda-tanda yang tidak jelas.
Cinta tidak seperti sesuatu yang terdefinisi atau
gejala fisik yang dapat diukur: Cinta merupakan suatu pilihan. Seperti
pernyataan Santo Bonaventura: “Cinta adalah ukuran dan standard dari
cinta itu sendiri.”
Namun, ada beberapa hal praktis yang dapat dijadikan pertimbangan yang pasti:
- Apakah saya mencintai teman saya atau saya lebih mencintai perasaan cinta di dalam diri saya sendiri? Kita seringkali dipengaruhi oleh perasaan yang berlebihan yang muncul bersamaan dengan perasaan cinta sehingga kita mungkin melupakan keberadaan orang lain.
- Sebuah pertanyaan yang bagus untuk disampaikan ialah “Apakah saya mempunyai keinginan mencintai dirinya?” Karena cinta bukan semata-mata suatu perasaan melainkan suatu keputusan, suatu pilihan; kita harus memiliki “keinginan untuk mencintai”.
- Cinta memerlukan tanggapan dari orang yang dicintai agar sungguh-sungguh terwujud. Kita tidak dapat berbicara tentang cinta jika tidak terjadi secara timbal-balik. Jika kita tidak dapat memastikan perasaan orang yang kita cintai, hendaknya kita tidak tetap berada dalam kondisi ragu-ragu. Carilah waktu yang tepat untuk membicarakannya bersama-sama serta temukan dan pastikan perasaan dan sikap orang yang kita cintai itu.
50 questions sur l'amour et la vie
Subscribe to:
Posts (Atom)